PENERAPAN
MANAJEMEN KEBIDANAN TENTANG KURANG LENGKAPNYA PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA
BAYI DI DESA TEBING GERINTING KECAMATAN INDRALAYA KABUPATEN OGAN ILIR

Disusun
Oleh :
FAJRIAH
RIZKI NISA
NPM
1526040069
KELAS
A2
DOSEN
PENGAMPUH: VINA NOVITA, S.ST, M.Kes
PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU
KESEHATAN
TRI MANDIRI SAKTI
BENGKULU
I.
IDENTIFIKASI
MASALAH
Penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi masih mengancam dunia, termasuk Indonesiaa. Hal ini
terbukti bahwa sampai 2014, Kejadian Luar Biasa (KLB) campak dan difteria, masih
terjadi di Indonesia.meskipun kecendrungannya menurun, namun angka KLB keduanya
masih tinggi, KLB campak terjadi 10.651 kasus dibanding 2013 sebanyak 18.488
kasus dan KLB difteri terjadi 394 kasus dibanding 2013 sebanyak 755 kasus.
(Pusat Informasi Penyakit Infeksi, 2014).
Penyebab KLB difteri
dan KLB campak ini karena masih banyak anak yang belum terpapar imunisasi,
karena apabila cakupan imunisasi rendah, maka akan menyebabkan KLB. Cakupan
imunisasi yang senantiasa tinggi diperlukan untuk mencegah individu terpapar
penyakit yang berbahaya dan mencegah penularan di masyarakat, tetapi walaupun
cakupan imunisasi campak lebih tinggi (>90%) tetapi masihn ada anak- anak
yang terkena campak, karena sisa 10% dari anak yang belum mendapatkan imunisasi
ditambah dengan 10% dari anak terimunisasi namun tidak kebal menyebabkan
kekebalan masyarakat hanya mencapai 81%, sedangkan cakupan imunisasi di
Indonesia atau Universal Child Immunisation (UCI) berdasarkan Riskesdas 2013 di
tingkat desa sacara nasional mencapai 80,23% yang mencakup imunisasi hepatitis
saat lahir sebesar 79,1%, imunisasi BCG sebesar 87,6%, Imunisasi polio-4
sebesar 77%, imunisasi DPT-HB-3 sebesar 87,6%, imunisasi campak sebesar 82,1%.
Cakupan imunisasi yang tidak tinggi ini turut menyumbang pada tingginya AKB di
Indonesia. AKB Indonesia termasuk tertinggi di ASEAN dengan perbandingan bahwa
AKB Indonesia 4,6 kali lebih tinggi dibanding Malaysia, 1,3 kali lebih tinggi
dibanding Filipina ,dan 1,8 kali lebih tinggi dibanding Thailand. (Pusat
Informasi Penyakit Infeksi, 2014).
Imunisasi adalah suatu
cara untuk meningkatkan kekebalan secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga
bila kelak ia terpapar pada antigen yang serupa tidak terjadi penyakit. Imunisasi
dasar yaitu pemberian imunisasi BCG satu kali, hepatitis B tiga kali, polio
empat kali, serta campak satu kali, sebelum bayi berusia satu tahun.
Imunisasi merupakan
salah satu cara pencegahan penyakit infeksi serius yang paling efektif
biayanya. Imunisasi menjadi pelayanan perawatan kesehatan rutin, melalui
manajemen kebidanan ini diharapkan penyebab kurang lengkapnya pemberian
imunisasi dasar pada bayi dapat diketahui, sehingga bisa melakukan upaya untuk
menanggulainya sehingga tidak menyumbangkan lagi Angka Kematian Bayi (AKB) di
Indonesia.
Desa Tebing Gerinting
merupakan desa dengan struktur demografi yang tidak rata, dan jarak antara
rumah kerumah sangatlah jauh, dan juga dari pendidikan mereka terutama para ibu
yang masih sangat rendah, sehingga pengetahuan yang dimiliki ibu- ibu tentang
pentingnya pemberian imunisasi dasar sangat rendah, dan umur juga mempengaruhi
karena sebagian besar ibu- ibu di desa Tebing Gerinting berusia sangat muda
berkisar umur 14 tahun- 19 tahun, sehingga banyak ibu yang belum ada pengalaman
tentang merawat bayi, dan belum bisa mengambil keputusan apa yang terbaik untuk
kesehatan bayinya. salah satu nya memberikan imunisasi dasar pada bayi mereka
secara lengkap.
II.
ANALISIS
Faktor- faktor yang menyebabkan kurang lengkapnya
pemberian imunisasi dasar pada bayi adalah:
1. Umur
Umur merupakan suatu sifat karakteristik
tentang orang yang sangat utama. Umur mempunyai hubungan dengan tingkat
keterpaparan, Perbedaan pengalaman terhadap masalah kesehatan/ penyakit dan
pengambilan keputusan dipengaruhi oleh umur individu orang tersebut. Dalam
masalah kurang lengkapnya pemberian imunisasi dasar pada bayi di desa Tebing
Gerinting ini penyebab pertamanya adalah umur, karena banyak ibu yang umurnya
dibawah 20 tahun, yang menyebabkan ibu- ibu tersebut belum bisa mengambil
keputusan tentang kesehatan, khususnya pemberian imunisasi dasar pada bayi,
padahal imunisasi pada bayi itu sangat penting untuk mencegah penyakit menular
yang bisa membahayakan nyawa bayi.
2. Pendidikan
Pendidikan seseorang merupakan salah
satu proses perubahan tingkah laku Peran seorang ibu pada program imunisasi
sangatlah penting. Karenanya, suatu pemahaman tentang program ini amat
diperlukan untuk kalangan tersebut. Pendidikan ibu- ibu di desa Tebing
Gerinting ini sangat rendah yaitu paling banyak lulusan SD, sehingga
menyebabkan mereka tidak mengetahun pentingya imunisasi dasar pada bayi, serta
tampak yang terjadi jika tidak memberikan imunisasi secara lengkap.
3. Tempat/
Jarak
Jarak rumah ke pelayanan kesehatan atau ke
posyandu sangat mempengaruhi karena di Tebing Gerinting sangat jarang sekali
ibu- ibu yang membawa anaknya untuk imunisasi ke posyandu disebabkan jaraknya
jauh dari rumah mereka, sehingga membuat para ibu tidak tertarik untuk datang
ke posyandu yang diadakan oleh petugas kesehatan.
III.
PERUMUSAN
MASALAH
Perumusan
masalah di desa Tebing Gerinting:
Bagaimana
langkah bidan dalam mengatasi masalah kurang lengkapnya pemberian imunisasi di
desa Tebing Gerinting?
IV.
PERENCANAAN
Rencana
yang diberikan pada desa Tebing Gerinting ini adalah:
1. Lakukan
pendekatan dengan kepala desa Tebing Gerinting serta tokoh agama dan masyarakat
setempat atau perangkat desa lainnya
2. Lakukan
kolaborasi dengan puskesmas Tebing Gerinting, dinas kesehatan dan camat Tebing
Gerinting untuk dilakukan penyuluhan tentang pentingnya pemberian imunisasi
dasar pada bayi dan dampak yang terjadi jika pemberian imunisasi tidak
dilakukan secara lengkap
3. Bentuk
kader- kader dari setiap RT
4. Jika
alasannya adalah jarak maka lakukan pemberian imunisasi door to door atau pintu ke pintu
V.
TINDAKAN
PELAKSANA
Tindakan
pelaksana yang diberikan pada desa Tebing Gerinting adalah:
1. Melakukan
pendekatan dengan Kepala Desa Tebing Gerinting serta tokoh agama dan masyarakat
setempat., karena tokoh- tokoh disni sangat mempunyai pengaruh besar untuk
perubahan desa ini,karena biasanya warga masyarakat terutama ibu- ibu masih
kental budaya yang dimilikinya sehingga mereka mempercayai apa yang dikatakan
oleh perangkat desa Tebing Gerinting.
2. Melakukan
kolaborasi dengan dinas kesehatan dan camat di darah tersebut untuk dilakukan
penyuluhan tentang pentingnya pemberian imunisasi dasar pada bayi, dengan
begitu ibu- ibu di desa Tebing Gerinting menjadi lebih paham akan pentingnya
pemberian imunisasi dasar untuk bayi mereka dan mereka mengetahui dampak yang
akan terjadi jika pemberian imunnisasi tersebut tidak diberikan secara lengkap.
3. Membentuk
kader- kader dari setiap RT, dengan begitu kader- kader inilah yang menggerakan
ibu- ibu untuk datang ke posyandu untuk imunisasi bayi mereka
4. Jika
alasannya adalah jarak maka dilakukan pemberian imunisasi door to door setiap bulannya, sehingga tidak ada alasan lagi bagi
ibu untuk tidak memberikan pemberian imunisasi pada bayi mereka secara rutin
dan merata.
VI.
EVALUASI
1. Setelah
dilakukan pendekatan dengan tokoh masyarakat di daerah tersebut, maka yang
sebelumnya posyandu jarang dilakukan, akhirnya setiap bulan dilakukan, sehingga
banyak para ibu yang membawa anak mereka ke posyandu untuk dilakukan imunisasi.
2. Setelah
dilakukan kolaborasi, akhirnya dilakukan penyuluhan ke desa Tebing Gerinting,
sehingga pengetahuan mereka tentang imunisasi dan dampak yang terjadi jika
tidak memberikan imunisasi secara lengkap menjadi bertambah
3. Setelah
membentuk kader- kader dari setiap RT, ada banyak para ibu yang semangat untuk
datang ke posyandu untuk dilakukan imunisasi.
4. Pada
alasan karena jarak, karena rumah mereka yang cukup jauh dan demografi yang
tidak rata, maka telah dilakukan pemberian imunisasi dasar secara keliling atau
door to door, dengan begitu semua
bayi di desa Tebing Gerinting mendapatkan pemberian imunisasi secara lengkap.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar