KOnsep
Gender & HAM dalam Kespro
Kespro menurut WHO adalah suatu
keadaan sehat mental fisik dan kesejahteraan social secara utuh pada semua hal
yang berhubungan dengan sistem dan fungsi serta proses dan bukan hanya kondisi
yang bebas dari penyakit dan kecacatan serta dibentuk berdasarkan atas
perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan spiritual, material yang layak.
Gender merupakan
Peran sosial dimana peran laki-laki dan perempuan ditentukan perbedaan
fungsi, perandan tanggung jawab laki-laki dan perempuan sebagai
hasil konstruksi sosial yang dapat berubah atau diubah sesuai perubahan zaman
peran dan kedudukan sesorang yang dikonstrusikan oleh masyarakat. dan budayanya
karena sesorang lahir sebagai laki-laki atau perempuan. (WHO 1998)
Gender adalah suatu
konsep budaya yang berupaya untuk membuat perbedaan antara laki-laki dan
perempuan dalam hal peran, perilaku, mentalitas dan karakteristik emosional.
Gender adalah peran
dan kedudukan seseorang yang dikonstruksikan oleh budaya karena seseorang lahir
sebagai perempuan atau lahir sebagai laki-laki. Contoh :Sudah menjadi
pemahaman bahwa laki-laki itu akan menjadi kepala keluarga, pencari nafkah,
menjadi orang yang menentukan bagi perempuan. Seseorang yang lahir sebagai
perempuan, akan menjadi ibu rumah tangga, sebagai istri, sebagai orang yang
dilindungi, orang yang lemah, irasional, dan emosional. dikenal ada tiga
jenis peran gender sebagai berikut. :
1.
Peran produktif adalah peran yang dilakukan oleh seseorang, menyangkut
pekerjaan yang menghasilkan barang dan jasa, baik untuk dikonsumsi maupun untuk
diperdagangkan. Peran ini sering pula disebut dengan peran di sector publik.
2.
Peran reproduktif adalah peran yang dijalankan oleh seseorang untuk kegiatann
yang berkaitan dengan pemeliharaan sumber daya manusia dan pekerjaan urusan
rumah tangga, seperti mengasuh anak, memasak, mencuci pakaian dan alat-alat
rumah tangga, menyetrika, membersihkan rumah, dan lain-lain. Peran reproduktif
ini disebut juga peran di sektor domestik.
3.
Peran sosial adalah peran yang dilaksanakan oleh seseorang untuk berpartisipasi
di dalam kegiatan sosial kemasyarakatan, seperti gotong-royong dalam
menyelesaikan beragam pekerjaan yang menyangkut kepentingan bersama.
Perbedaan peran dan tanggung jawab perempuan dan laki-laki yang ditentukan
secara sosial . Gender berhubungan dengan persepsi dan pemikiran serta tindakan
yang diharapkan sebagai perempuan dan laki-laki yang dibentuk masyarakat,bukan
karena biolologis.
Definisi
Seksualitas
1.
Seksualitas/jenis kelamin adalah karakteristik biologis-anatomis (khususnya
system reproduksi dan hormonal) diikuti dengan karakteristik fisiologis tubuh
yang menentukan seseorang adalah laki-laki atau perempuan (Depkes RI, 2002:2).
2.
Seksualitas/Jenis Kelamin (seks) adalah perbedaan fisik biologis yang mudah
dilihat melalui cirri fisik primer dan secara sekunder yang ada pada kaum
laki-laki dan perempuan(Badan Pemberdayaan Masyarakat, 2003)
3.
Seksualitas/Jenis Kelamin adalah pembagian jenis kelamin yang ditentukan secara
biologis melekat pada jenis kelamin tertentu 9handayani, 2002 :4)
4.
Seks adalah karakteritik genetic/fisiologis atau biologis seseorang yang
menunjukkan apakah dia seorang perempuan atau laki-laki (WHO, 1998)
Menurut Badan Pemberdayaan
Masyarakat, Perbedaan antara Gender dan Jenis Kelamin/seksualitas
|
Jenis Kelamin
|
Gender
|
|
Tidak dapat berubah, contohnya
alat kelamin laki-laki dan perempuan
|
Dapat berubah, contohnya peran
dalam kegiatan sehari-hari, seperti banyak perempuan menjadi juru masak jika
dirumah, tetapi jika di restoran juru masak lebih banyak laki-laki.
|
|
Tidak dapat dipertukarkan,
contohnya jakun pada laki-laki dan payudara pada perempuan
|
Dapat dipertukarkan
|
|
Berlaku sepanjang masa,
contohnya status sebagai laki-laki atau perempuan
|
Tergantung budaya dan
kebiasaan, contohnya di jawa pada jaman penjajahan belanda kaum perempuan
tidak memperoleh hak pendidikan. Setelah Indo merdeka perempuan mempunyai
kebebasan mengikuti pendidikan
|
|
Berlaku dimana saja, contohnya
di rumah, dikantor dan dimanapun berada, seorang laki-laki/perempuan tetap
laki-laki dan perempuan
|
Tergantung budaya setempat,
contohnya pembatasan kesempatan di bidang pekerjaan terhadap perempuan
dikarenakan budaya setempat antara lain diutamakan untuk menjadi perawat,
guru TK, pengasuh anak
|
|
Merupakan kodrat Tuhan,
contohnya laki-laki mempunyai cirri-ciri utama yang berbeda dengan cirri-ciri
utama perempuan yaitu jakun.
|
Bukan merupakan budaya
setempat, contohnya pengaturan jumlah a nak dalam satu keluarga
|
|
Ciptaan Tuhan, contohnya
perempuan bisa haid, hamil, melahirkan dan menyusui sedang laki-laki tidak.
|
Buatan manusia, contohnya
laki-laki dan perempuan berhak menjadi calon ketua RT, RW, dan kepala desa
bahkan presiden.
|
diskriminasi
gender adalah ketidakadilan gender yang merupakan akibat dari adanya system
(struktur) social dimana salah satu jenis kelamin (laki-laki atau perempuan)
menjadi korban. Hal ini terjadi karena adanya keyakinan dan pembenaran yang
ditanamkan sepanjang peradaban manusia dalam berbagai bentuk dan cara yang
menimpa kedua belah pihak, walaupun dalam kehidupan sehari-hari lebih banyak
dialami oleh perempuan.
Bentuk-Bentuk Ketidakadilan Gender
1. Marginalisasi (peminggiran).
merupakan suatu proses
peminggiran akibat perbedaan jenis kelamin yang mengakibatkan kemiskinan. Peminggiran
banyak terjadi dalam bidang ekonomi. Misalnya banyak perempuan hanya
mendapatkan pekerjaan yang tidak terlalu bagus, baik dari segi gaji, jaminan
kerja ataupun status dari pekerjaan yang didapatkan. Hal ini terjadi karena
sangat sedikit perempuan yang mendapatkan peluang pendidikan. Peminggiran dapat
terjadi di rumah, tempat kerja, masyarakat, bahkan oleh negara yang bersumber
keyakinan, tradisi/kebiasaan, kebijakan pemerintah, maupun asumsi-asumsi ilmu
pengetahuan (teknologi). contoh : guru TK dan pembantu rumah tangga dinilai
sebagai pekerjaan rendah sehingga berpengaruh terhadap gaji / upah yang
diterima
2.
Subordinasi (penomorduaan),
anggapan bahwa perempuan lemah,
tidak mampu memimpin, cengeng dan lain sebagainya, mengakibatkan perempuan jadi
nomor dua setelah laki-laki.
contoh : masih sedikit
jumlah wanita yang bekerja pada peran dan posisi pengambilan keputusan
kepenentu kebijakan dibandingkan dengan laki-laki
3.
Stereotip (citra buruk)
pandangan buruk terhadap
perempuan.
contoh : perempuan yang pulang
larut malam adalah pelacur, jalang dan berbagai sebutan buruk lainnya.
4.
Violence (kekerasan),
serangan fisik dan psikis.
Perempuan, pihak paling rentan mengalami kekerasan, dimana hal itu terkait
dengan marginalisasi, subordinasi maupun stereotip diatas.
Perkosaan, pelecehan seksual atau
perampokan contoh kekerasan paling banyak dialami perempuan.
5.
Beban kerja berlebihan /beban ganda/ double burden
tugas dan tanggung jawab
perempuan yang berat dan terus menerus.
contoh : seorang perempuan selain
melayani suami (seks), hamil, melahirkan, menyusui, juga harus menjaga rumah.
Disamping itu, kadang ia juga ikut mencari nafkah (di rumah), dimana hal
tersebut tidak berarti menghilangkan tugas dan tanggung jawab diatas.
Keterkaitan Antara Gender dengan
Kesehatan Reproduksi
Pendekatan gender dalam kesehatan mengenali bahwa faktor sosial budaya, serta hubungan kekuasaan antar laki-laki dan perempuan, merupakan faktor penting yang berperan dalam mendukung atau mengancam kesehatan seseorang. Hal ini dinyatakan dengan jelas oleh WHO dalam koferensi perempuan sedunia ke IV diBejing pada tahun 1995.
Pendekatan gender dalam kesehatan mengenali bahwa faktor sosial budaya, serta hubungan kekuasaan antar laki-laki dan perempuan, merupakan faktor penting yang berperan dalam mendukung atau mengancam kesehatan seseorang. Hal ini dinyatakan dengan jelas oleh WHO dalam koferensi perempuan sedunia ke IV diBejing pada tahun 1995.
1.
Jenis
Kelamin, Gender, dan Kesehatan
Pola
kesehatan dan penyakit pada laki-laki dan perempuan menunjukkan perbedaan yang
nyata. Perempuan sebagai kelompok cenderung mempunyai angka harapan hidup yang
lebih panjang dari pada laki-laki, yang secara umum dianggap sebagai faktor
biologis. Namun dalam kehidupannya perempuan lebih banyak mengalami kesakitan
dan tekanan dari pada laki-laki. Walaupun faktoryang melatar belakanginya
berbeda-beda pada berbagai kelompok sosial, haltersebut menggambarkan bahwa
dalam menjalani kehidupannya perempuan kurang sehat dibandingkan laki-laki.
Isu Gender dalam Kesehatan
Reproduksi
Isu gender adalah suatu kondisi yang menunjukkan
kesenjangan laki-laki dan perempuan yaitu adanya kesenjangan antara kondisi
yang dicita-citakan (normatif) dengan kondisi sebagaimana adanya (obyektif).
1.
Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir (Safe Motherhood)
2.
Keluarga Berencana
3. Kesehatan Reproduksi Remaja
4. Infeksi Menular Seksual
2.9 Penanganan
Isu Gender dalam Kesehatan Reproduksi
Gender mempunyai pengaruh besar terhadap kesehatan laki-laki
dan perempuan. Hal ini semakin dirasakan dalam ruang lingkup kesehatan
reproduksi antara lain karena hal berikut :
1. Masalah kesehatan reproduksidapat terjadi sepanjang
siklus hidup manusia missal masalah inses yang terjadi pada masa anak-anak dirumah,
masalah pergaulan bebas , kehamilan remaja.
2. Perempuan lebih rentan dalam menghadapi resiko
kesehatan reproduksi seperti kehamilan, melahirkan, aborsi tidak aman dan
pemakaian alat kontrasepsi. Karena struktur alat reproduksi yang rentan secara
social atau biologis terhadap penularan IMS termasuk STD/HIV/AIDS.
3. Masalah kesehatan reproduksi tidak terpisah dari
hubungan laki-laki dan perempuan. Namun keterlibatan , motivasi serta
partisipasi laki-laki dalam kespro dewasa ini sangat kurang.
4. Laki-laki juga mempunyai masalah kesehatan reproduksi,
khusunya berkaitan dengan IMS. HIV, dan AIDS. Karena ini dalam menyusun
strategi untuk memperbaiki kespro harus dipertimbangkan pula kebutuhan,
kepedulian dan tanggung jawab laki-laki.
5. Perempuan rentan terhadap kekerasan dalam rumah tangga
9kekerasan domestic) atau perlakuan kasar yang pada dasarnya bersumber gender
yamg tidak setara.
6. Kesehatan reproduksi lebih banyak dikaitkan dengan
urusan perempuan seperti KB
Hak
reproduksi adalah setiap orang baik laki2 maupun perempuan (tanpa
memandang perbedaan kelas sosial, suku, umur, agama,dll) mempunyai hak yang
sama untuk memutuskan secara bebas dan bertanggungjawab (diri, keluarga dan
masyarakat)
Definisi
hak-hak reproduksi secara spesifik dapat dijabarkan sebagai berikut :
- Hak reproduksi mencakup hak-hak asasi manusia tertentu yang sudah diakui dalam hukum-hukum nasional, dokumen-dokumen hak asasi internasional.
- Hak-hak yang didasarkan pengakuan hak-hak asasi semua pasangan dan pribadi untuk menentukan secara bebas dan bertanggungjawab mengenai jumlah anak dan menentukan waktu kelahiran anak-anak mereka.
- Mempunyai informasi dan cara untuk memperoleh anak dan hak untuk mencapai standar tertinggi kesehatan seksual dan reproduksi.
- Hak semua orang untuk membuat keputusan mengenai reproduksi yang bebas diskriminasi, paksaan dan kekerasan.
- Memperhitungkan kebutuhan hidup dari anak-anak mereka yang sekarang dan pada masa mendatang serta tanggungjawab mereka terhadap masyarakat.
- Hak-hak ini harus didukung oleh kebijakan pemerintah dan masyarakat di bidang kesehatan reproduksi termasuk keluarga berencana.
Tujuan
kesehatan dan hak reproduksi adalah sebagai berikut :
- Untuk memastikan informasi yang meyeluruh dan faktual serta beragam tentang pelayanan pemeliharaan kesehatan reproduksi tersedia, terjangkau, dan dapat diterima serta cocok untuk sesuai pemakai.
- Untuk memungkinkan dan mendukung keputusan sukarela dan bertanggung jawab dalam hal kehamilan dan metode keluarga berencana pilhan mereka dan metode lain pilihan mereka dalam hal pengaturan kesuburan yang tidak bertentangan dengan hukum serta mempunyai informasi, pendidikan dan cara memperolehnya.
- Untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan kesehatan reproduksi yang mengalami perubahan sepanjang siklus hidup dan melakukan hal itu dengan cara yang peka terhadap keanekaragaman keadaan masyarakat setempat. (Mariana Amiruddin, 2003)
- Hak-hak Kesehatan Reproduksi perempuan berdasarkan konvensi internasional, Peraturan Perundang-undangan dan kebijakan di indonesia.
Hak reproduksi sebagai bagian dari
hak asasi manusia dijamin dalam beberapa perjanjian internasional seperti
termuat dalam The convention on the elimination alls forms of discrimination
againt woment (CEDAW), ICPD ke 4 di Kairo dan konferensi ke 4 tentang
perempuan di Beijing 1995. Hak-hak
tersebut meliputi:
- Hak untuk mendapatkan informasi dan pendidikan kesehatan reproduksi; hak tersebut terkait dengan masalah kesehatan reproduksi termasuk jaminan kesehatan dan kesejahteraan seseorang maupun keluarga.
- Hak mendapatkan pelayanan dan perlindungan kesehatan reproduksi; meliputi hak atas informasi keterjangkauan, pilihan, keamanan, kerahasiaan, harga diri, kenyamanan, kesinambungan pelayanan dan hak berpendapat.
- Hak atas kebebasan berpikir dan membuat keputusan tentang kesehatan reproduksi.
- Hak untuk memutuskan jumlah dan jarak kelahiran anak.
- Hak untuk hidup dan bebas dari resiko kematian karena kehamilan, atau masalah
- Hak mendapat kebebasan dan keamanan dalam pelayanan kesehatan reproduksi; setiap individu dipercaya untuk menikmati dan mengatur kesehatan reproduksinya.
- Hak untuk bebas dari segala bentuk penganiayaan dan perlakuan buruk yang menyangkut kesehatan reproduksi; termasuk hak anak-anak agar dilindungi dari eksploitasi dan penganiayaan seksual serta hak setiap orang untuk dilindungi dari perkosaan, kekerasan, penyiksaan, dan pelecehan seksual.
- Hak atas kerahasiaan pribadi dalam menjalankan reproduksinya; artinya pelayanan reproduksi dilakukan dengan menghormati kerahasiaan, dan bagi perempuan diberi hak untuk menentukan sendiri pilihan reproduksinya.
- Hak untuk membangun dan merencanakan keluarga;
- Hak dalam kebebasan berkumpul dan berpartisipasi dalam politik yang bernuansa kesehatan reproduksi, artinya setiap orang mempunyai hak untuk mendesak pemerintah agar menempatkan masalah hak dan kesehatan reproduksi sebagai prioritas dalam kebijakan politik negaranya.
- Hak untuk bebas dari segala bentuk diskriminasi dan kesehatan reproduksi;
- Hak mendapatkan manfaat dari hasil kemajuan ilmu pengetahuan, termasuk pengakuan hak bahwa setiap orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan reproduksi dengan tekhnologi mutakhir yang aman dan dapat diterima (Bambang, 2005)
Hak
reproduksi dapat dijabarkan:
- Setiap orang berhak mendapatkan standar pelayanan kesehatan reproduksi yang terbaik.
- Setiap orang, perempuan atau laki-laki (sebagai pasangan atau sebagai individu) berhak memperoleh informasi selengkap-lengkapnya tentang seksualitas, reproduksi dan manfaat serta efek samping obat-obatan, alat dan tindakan medis yang digunakan untuk pelayanan dan atau mengatasi masalah kesehatan reproduksi.
- Setiap orang memiliki hak untuk memperoleh pelayanan KB yang aman, efektif, terjangkau, dapat diterima sesuai dengan pilihan tanpa paksaan dan melawan hukum.
- Setiap perempuan berhak memperoleh pelayanan kesehatan yang dibutuhkannya yang memungkinkan sehat dan selamat dalam menjalani kehamilan dan persalinan, serta memperoleh bayi yang sehat.
- Setiap anggota pasangan suami-istri berhak memiliki hubungan yang didasari penghargaan terhadap pasangan masing-masing dan dilakukan dalam situasi dan kondisi yang diinginkan bersama, tanpa unsur pemaksaan, ancaman dan kekerasan.
- Setiap remaja, laki-laki maupun perempuan berhak memperoleh informasi yang tepat dan benar tentang reproduksi, sehingga dapat berperilaku sehat dalam menjalani kehidupan seksual yang bertanggung jawab.
- Setiap perempuan dan laki-laki berhak mendapatkan informasi dengan mudah, lengkap dan akurat mengenai infeksi menular seksual, termasuk HIV/AIDS.
Konverensi Internasional
keempat tentang perempuan di Beijing tahun 1995. Hasil konverensi
internasional keempat di Beijing adalah penegasan secara global mengenai peran
sentral dari HAM untuk perjuangan ke arah persamaan/kesetaraan
gender. Platfform for Action dan 12 Areas of concer yang
menjadi kesepakatan adalah:
·
Perempuan dan
kemiskinan
·
Perempuan dan
pendidikan serta pelatihan
·
Perempuan dan
kesehatan
·
Kekerasan
terhadap perempuan
·
Perempuan dalam
konflik bersenjata
·
Ketimpangan
ekonomi
·
Perempuan dan
Politik dan Pengambilan Keputusan
·
HAM perempuan
·
Mekanisme
institusional
·
Perempuan dalam
Media
·
Perempuan dan
lingkungan hidup
·
Hak anak
perempuan (Surya Dharma, 2006: 29)
Promosi Kesehatan adalah proses
untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan
kesehatannya. Selain itu untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik
fisik, mental, dan sosial, maka masyarakat harus mampu mengenal serta
mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dan mampu mengubah atau mengatasi
lingkungannya (lingkungan fisik, sosial budaya dan sebagainya). (Ottawa
Charter,1986).
Promosi kesehatan adalah upaya
meningkatkan kemampuan kesehatan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh,
untuk dan bersama masyarakat agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta
mampu berperan secara aktif dalam masyarakat sesuai sosial budaya setempat yang
didukung oleh kebijakan public yang berwawasan. (Depkes RI)
Promosi kesehatan adalah kombinasi
berbagai dukungan menyangkut pendidikan, organisasi, kebijakan dan peraturan
perundangan untuk perubahan lingkungan dan perilaku yang menguntungkan
kesehatan (Green dan Ottoson,1998).
3. Preventif
Upaya preventif adalah sebuah usaha yang dilakukan individu dalam mencegah
terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan. Prevensi secara etimologi berasal
dari bahasa latin, pravenire yang artinya datang sebelum atau antisipasi
atau mencegah untuk tidak terjadi sesuatu. Dalam pengertian yang sangat luas,
prevensi diartikan sebagai upaya secara sengaja dilakukan untuk mencegah
terjadinya gangguan, kerusakan, atau kerugian bagi seseorang atau masyarakat
(Notosoedirjo dan Latipun, 2005 : 145 ).
a. Aspek promotif dengan sasaran
kelompok orang sehat, dan
b. Aspek preventif (pencegahan) dan kuratif (penyembuhan) dengan sasaran kelompok orang yang memiliki resiko tinggi terhadap penyakit dan kelompok yang sakit.
Dengan ini maka ruang lingkup promosi kesehatan di kelompok menjadi dua yaitu :
a. Pendidikan kesehatan pada aspek promotif.
b. Aspek preventif (pencegahan) dan kuratif (penyembuhan) dengan sasaran kelompok orang yang memiliki resiko tinggi terhadap penyakit dan kelompok yang sakit.
Dengan ini maka ruang lingkup promosi kesehatan di kelompok menjadi dua yaitu :
a. Pendidikan kesehatan pada aspek promotif.
b. Pendidikan kesehatan pada aspek
pencegahan dan penyembuhan.
Upaya Promotiv dan Preventif Menurut
Leavel dan Clark
1. Pengertian Upaya Promotif dan Preventif
Menurut Leavel dan Clark, upaya
promotif dan preventif yang disebut juga upaya pencegahan adalah segala
kegiatan yang dilakukan baik langsung maupun tidak langsung untuk mencegah
suatu masalah kesehatan atau penyakit.
Pencegahan berhubungan dengan
masalah kesehatan atau penyakit yang spesifik dan meliputi perilaku menghindar
(Romauli,
dkk. 2009).
2. Manfaat Upaya Promotif dan Preventif
Upaya
promotif dan preventif menurut Leavel dan Clark, bermanfaat untuk :
a. Menurunkan
angka kesakitan
b. Meningkatkan
presentase kasus yang di deteksi dini
c. Menurunkan
kejadian komplikasi
d. Meningkatkan kualitas hidup
(Romauli,
dkk. 2009)
3. Tingkat-Tingkat
Upaya Promotif dan Preventif
Untuk
mengatasi permasalahan kesehatan di keluarga dan masyarakat termasuk kesehatan
reproduksi perlu memperhatikan prinsip pokok utama promotif dan preventif
menurut Leavel dan Clark dalam bukunya “preventif
medicine for the doctor in his community “membagi usaha pencegahan dalam
setiap tingkatan, yakni:
a. Masa Sebelum Sakit ( Prepatogenesis)
1)
Promosi Kesehatan ( Health Promotion)
Tingkat pencegahan yang pertama,yaitu promotion of healt oleh para ahli
kesehatan masyarakat di Indonesia di terjemahkan menjadi peningkatan
kesehatan,bukan promosi kesehatan, hal ini dikarenakan makna yang terkangdung
dalam istilah promotion of healt disini adalah meningkatkan kesehatan
seseorang,yaitu melalui asupan gizi seimbang,olahraga teratur,dan lain
sebagainya agar orang tersebut tetap sehat,tidak terserang penyakit.
Namun demikian,bukan berarti bahwa peningkatan kesehatan tidak ada
hubungannya dengan promosi kesehatan. Leavell dan Clark dalam penjelasannya
tengtan promotion of health menyatakan bahwa selain melalui peningktan gizi
dll,peningkatan kesehatan juga dapat di lakukan dengan memberikan pendidikan
kesehatan (health education)kepada individu dan masyarakat.
Usaha ini merupakan pelayanan terhadap pemeliharaan kesehatan pada umumnya.
Menurut Machfoedz Ircham dalam bukunya Pendidikan Kesehatan Bagian dari Promosi
Kesehatan, usaha untuk memepertinggi nilai kesehatan diantaranya :
a) Penyediaan makanan
sehat cukup kwalitas maupun kwantitas
Karena adanya hubungan langsung
antara gizi dan penyakit, maka untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan yang
berhubungan dengan makanan maka masyarakat diharuskan dapat memperhatikan :
· Asupan
makanan yang dimakan
Makanan
yang sehat adalah makanan yang mengandung zat gizi. Bahan makanan yang
dikonsumsi harus mengandung bahan makanan pokok, bahan makanan lauk pauk, bahan
makanan sayur, bahan makanan buah-buahan.
Setelah
dikonsumsi, bahan makan akan menjadi zat makan yang berfungsi. Jika tidak cukup
mendapatkan zat zat gizi maka fungsi fungsi akan menderita gangguan dan
tambahan.
· Pengawasan
terhadap makanan yang dimakan
Makanan adalah sesuatu yang sangat
berharga sekali, orang tidak boleh membiarkan makanan menjadi buruk keadaannya
oelh karena itu makanan harus dijaga kebersihannya sejak pertama kali dibuat
hingga saat akan dimakan. Makana yang bususk atau tercemar dapat meneybabkan
timbulnya masalah kesehatan.
b) Perbaikan Hyegiene
dan Sanitasi Lingkungan, seperti penyediaan air rumah tangga yang baik dan
perbaikan cara pembuangan sampah kotoran dan limbah
c) Peningkatan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat antara lain pelayanan kesehatan reproduksi bagi
remaja yang hamil diluar nikah, yang terkena penyakit infeksi akibat seks bebas
dan pelayanan Keluarga Berencana
d) Pendididkan kesehatan pada
masyrakat diantaranya :
· Konseling
pranikah, saat hamil, persalinan dan menyusui
· Konseling
menegnai seksualitas, kesehatan reproduksi pada remaja, masa dewasa dan lansia
· Sex education
secara dini oleh orang tua, kelompok LSM, sekolah sekolah
Usaha kesehatan jiwa agar tercapai
perkembangan kepribadian yang baik, upaya ini ditujukan kepada masyrakat yang
masih berada dalam keadaan pre-phatogenesis yang dikenal dengan penyuluhan
tentang kebersihan dan kesehatan jiwa (Suryati,
dkk. 2009)
Peran bidan
dalam promosi kesehatan ( health
promotion ) :
a) Memberikan penyuluhan kepada individu
dan masyrakat tentang asupan makanan yang bergizi
b) Melakukan penyuluhan dan usaha
perbaikan sanitasi lingkungan dengan mengikutsertakan tokoh masyrakat dan
masyarakat di dalam kegitan tersebut.
c) Memberikan pelayanan kesehatan yang
maksimal kepada individu, keluarga dan masyarakat. Pengertian dari pelayanan
kesehatan maskimal menurut Supariyasa (2010) adalah pelaksanaan pelayanan
kesehatan yang meliputi aspek promotif (pendidikan kesehatan), preventif
(pencegahan), kuratif (pengobtan), dan rehabilitatif (perawatan) dengan
berdasarkan pada UU no. 44 pasal 1 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
d) Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga, dan masyarakat
2)
Perlindungan Khusus ( Spesific protection)
Pada tingkat ini pendidikan kesehatan diperlukan untuk meningkatkan
kesadaran masyarakat, misalnya tentang:
a) Program imunisasi sebagai bentuk
pelayanan perlindungan khusus, pendidikan kesehatan sangat diperlukan terutama
di negara – negara berkembang. Imunisasi sendiri adalah pemberian kekebalan
tubuh terhadap suatu penyakit dengan memasukan sesuatu kedalam tubuh agar tubuh
tahan terhadap penyakit yang sedang mewawabah atau berbahaya bagi seseorang.
Imunisasi berasl dari kata imun yang berarti kebal atau resisten. Imunisasi
terhadap penyakit hanya memberikan suatu kekebalan atau resistensi pada
penyakit itu saja, sehingga agar terhindar dari penyakit lain di perlukan
imunisasi lainnya.
Tujuan dari diberikanya suatu imunitas dari imunisasi
adalah untuk mengurangi angak penderita dari suatu penyakit yang membahayakan
kesehatan bahkan bisa menyebabkan kematian pada penderiatanya. Beberapa
penyakit yang dihindari denagn imunisasi yaitu seperti hepatitis B, campak,
polio, dipteri, tetanus, batuk rejan, gondongan, cacar air, tbc dan lain
sebagainya.
b) Penggunanan kondom untuk mencegah
penyakit HIV/AIDS. Kondom adalah alat kontrasepsi yang di desain sedemikian
rupa sehingga dapat menampung sperma saat ejakulasi oleh pria dan mencegah
supaya tidak terjadi kontak denagn sel telur didlam kemaluan pasangannya.
Kondom hanya berfungsi mencegah trjadinya kontak penyebaran virus secara
langsung oleh penghalang dinding kondom itu. Namun adanya penghalangan
terjadinya kontak cairan kelamin dari laki – laki dan perempuan inilah maka
penularan virus ini juga dapat dicegah. Oleh karena itu penggunaan kondom saat
berhubungan seks juga tetap dianjurkan untuk mencegah penularan penyakit
menular seks seperti HIV/AIDS.
c) Perlindungan kecelakaan baik di tempat
umum maupun ditempat kerja. Berbagai kecelakaan bisa dialami dan diderita oleh
para pekerja, misalnya kecelakaan karen alat kerja, gangguan kesehatan karena
bahan baku, gangguan kesehatan suasana dan tempat kerja.
Kecelakaan atau
gangguan-gangguan kesehatan yang dialami atau diderita oleh para pekerja
umumnya disebabkan oleh alat-alat kerja yang tidak memenuhi syarat, bekerja
tanpa alat pelindung, tempat kerja tidak memenuhi persyaratan kesehatan,
suasana kerja yang tidak tenang dan pekerja yang tidak baik tentang keadaan
kesehatannya atau karena pekerjaan tidak sesuai dengan pendidikan, minat dan
bakat pekerja itu sendiri.
Untuk
menghindari terjadinya kecelakaan dan gangguan-gangguan kesehatan itu maka
setiap pekerja harus diteliti dulu tentang keadaan kesehatannya sebelum
diterima menjadi pekerja, disamoing itu perlu adanya jaminan upah yang cukup
sesuai dengan pendidikan dan sifat pekerjaannya.
Alat- alat kerja
disesuaikan dengan ukuran dan kemampuan tubuh pekerja, para pekerja oerlu alat
pelindung kerja. Syarat tempat kerjapun harus sesuai, misalnya luas ruangan,
penerangan, ventilasi, kerapihan dan kebersihannya perlu memenuhi persyaratan
kesehatan. Suasana kerja diciptakan sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan
keresahan diantara para pekerja.
d) Perlindungan terhadap korban penganiyaan,
pelecehan seksual dan diskriminasi terhadap hak reproduksi wanita, tindakan kekerasan
pada anak dan maupun wanita.
Upaya yang dilakukan agar
tidak terjadi penganiyaan, pelecehan seksual, tindak kekerasan terhadap anak
maupun wanita adalah dengan ditetapkannya Undang-Undang perlindungan anak,
Undang-Undang perlindungan wanita dan Undang-Undang kekerasan pada wanita
(Suryati, dkk. 2009)
Peran bidan dalam usaha perlindungan
khusus ( Spesific Protection) :
a) Memberikan imunisasi kepada bayi dan
balita serta memberikan penyuluhan kepada masyarakat mengenai pentingnya
pemberian imunisasi.
b) Memberikan penyuluhan penggunaan alat
kontrasepsi serta kondom untuk perlindungan dari penyakit menular seksual.
b. Masa Saat Sakit ( Patogenesis )
1.
Diagnosis Dini dan Pengobatan Segera ( Early
diagnosis and prompt treatment)
Tujuan
utama dari usaha ini adalah :
a) Pengobatan yang
setepat-tepatnya dari setiap jenis penyakit sehingga tercapai penyembuhan yang
sempurna
b) Pencegahan penularan
kepada orang lain, bila penyakitnya menular
c) Mencegah terjadinya
kecacatan yang diakibatkan oleh suatu penyakit.
Beberapa
usaha diantaranya :
a) Case Finding
Yaitu menacri penderita dimasyarakat
dengan jalan pemeriksaan, misalnya pemeriksan laboratorium, pemeriksaan pap
smear, dan sebagainya serta memberikan pengobatan.
b) Contact tracing
Mencari semua orang yang telah
berhubungan dengan penderita penyakit menular dan penyakit infeksi untuk
diawasi bila penyakitnya timbul dapat segera diberikan pengobatan, misalnya
pada wanita yang menderita penyakit menular seksual seperti gonorhoe, sipilis,
hepatitis B, HIV/AIDS dan sebagainya, pasangan diperiksa dan diberi pengobatan
agar penyakitnya tersebut dapat sembuh.
c) Pendidikan Kesehatan
kepada masyarakat agar dapat menegnal gejala penyakit pada tingkat awal dan
segera mencari pengobatan. Masyarakat perlu menegtahui dan menyadari bahaya
penyakit kelamin untuk dirinya, keluarga dan keturunannya. Agar mereka
menyadari penularan penyakit kelamin tersebut, maka mereka yang telah berbuat
segera memeriksakan dirinya untuk segera untuk diobati.
Masyarakat perlu menyadari bahwa
berhasil atau tidaknya usaha pengobatan tidak hanya tergantung pada baiknya
obat serta keahlian tenaga kesehatan, melainkan juga tergantung pada kapan
pengobatan itu diberikan. Pengobatan yang lamabat akan meneybabkan usaha
peneymbuhan lebih sulit bahakan mungkin tidak dapat sembuh lagi misalnya
pengobatan kanker yang terlambat (Suryati,
dkk. 2009)
Peran bidan
dalam usaha diagnosis dini dan pengobatan segera ( Early Diagnosis and Promotif Treatment) :
a) Melaksanakan program pemeriksaan gratis
di wilayah desa dengan mengikutsertakan tokoh masyrakat dan tenaga kesehatan
lainnya.
b) Memberikan penyuluhan pentingnya dilakukan diagnosis dini
c) Melaksanakan program pemeriksaan
papsmear, IVA
d) Memberikan pelatihan pada masyarakat khusunya
wanita dalam melakukan pemeriksaan SADARI
e) Segera melakukan rujukan atau
kolaborasi apabila menemui penderita yang mengalami penyakit berbahaya atau
komplikasi
2.
Disability Limitation (pembatasan kecacatan dan berusaha untuk menghilangkan
gangguan kemampuan bekerja yang diakibatkan suatu masalah kesehatan dan
penyakit)
Usaha ini merupakan lanjutan dari usaha Early
diagnosis And Promotif Treatment yaitu dengan pengobatan dan perawatan yang
sempuran agar penderita sembuh kembali dan tidak cacat ( tidak terjadi
komplikasi). Bila sudah terjadi kecacatan maka dicegah agar kecacatan tersebut
tidak bertambah berat dan fungsi dari alat tubuh yang cacat ini dipertahankan
semaksimal mungkin.
Beberapa usaha diantaranya :
a) Pencegahan terhadap komplikasi dan
kecacatan.
b) Pengadaan dan peningkatan fasilitas
kesehatan dengan melakukan pemeriksaan lanjut yang lebih akurat seperti
pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang lainnya agar penderita dapat
sembuh dengan baik dan sempurna tanpa ad komplikasi lanjut.
Penyempurnaan pengobatan agar tidak
terjadi komplikasi. Masyrakat diharapkan mendapatkan pengobatan yang tepat dan
benar oleh tenaga kesehatan agar penyakit yang dideritanya tidak mengalami
komplikasi. Selain itu untuk mencegah terjadinya komplikasi maka penedrita yang
dalam tahap pemulihan, dianjurkan untuk berkunjung ke fasilitas kesehatan
secara rutin agar penederita sembuh secar sempurna (Suryati, dkk. 2009)
Peran bidan
dalam usaha disability limitation :
a) Memberikan pengobatan dan perawatan
agar penderita sembuh dan tak terjadi komplikasi.
b) Melakukan pencegahan terhadap komplikasi dan
kecacatan.
c) Melakukan perbaikan fasilitas kesehatan
dengan mengikutsertakan masyrakat sebagai penunjang untuk dimungkinkan
pengobatan dan perawatan yang lebih intensif.
3.
Rehabilitasi (Rehabilitation)
Rehabilitasi
adalah usaha untuk mengembalikan bekas penderita ke dalam masyarakat sehingga
dapat berfungsi lagi sebagai anggota masyarakat yang berguna untuk dirinya dan
masyarakat.
Rehabilitasi
ini terdiri atas:
a) Rehabilitasi fisik
Yaitu agar bekas penderita memperoleh perbaikan fisik semaksimal -
maksimalnya. Misalnya, seorang yang karena kecelakaan, patah kakinya, perlu
mendapatkan rehabilitasi dari kaki yang patah ini yaitu dengan mempergunakan
kaki buatan yang fungsinya sama dengan kaki yang sesungguhnya.
b) Rehabilitasi mental
Yaitu agar bekas penderita dapat menyesuikan diri dalan hubungan perorangan
dan social secara memuaskan. Seringkali dengna bersamaan dengan terjadinya
cacat badaniah muncul pula kelainan-kelaianan atau gangguan mental. Untuk hal
ini bekas penderita perlu mendapatkan bimbingan kejiwaan sebelum kembali ke
dalam masyarakat.
c) Rehabilitasi social vokasional
Yaitu agar bekas penderita menempati suatu pekerjaan/jabatan dalam
masyarakat dengan kapasitas kerja yang semaksimal - maksimalny sesuai dengan
kemampuan dan ketidakmampuannya.
d) Rehabilitasi aesthetis
Usaha
rehabilitasi aesthetis perlu dilakukan untuk mengembalikan rasa keindahan,
walaupun kadang-kadang fungsi dari alat tubuhnya itu sendiri tidak dapat
dikembalikan misalnya: penggunaan mata palsu.(Suyati, dkk. 2009).
Peran bidan
dalam rehabilitasi:
a) Menyadarkan masyarakat untuk menerima mereka
kembali dengan memberikan dukungan moral setidaknya bagi yang bersangkutan
untuk bertahan.
b) Mengusahakan perkampungan rehabilitasi sosial
sehingga setiap penderita yang telah cacat mampu mempertahankan diri.
c) Penyuluhan dan usaha-usaha kelanjutan yang harus
tetap dilakukan seseorang setelah ia sembuh dari suatu penyakit.
d) Memberikan konseling pada penderita kecacatan
agar tetap bersemangat dalam memulihkan kesehatan.
e) Memberikan keyakinan dalam kesembuhan,serta
menumbuhkan kepercayaan diri untuk bersosialisasi dengan masyarakat Memberi
penyuluhan kepada masyarakat agar dapat menerima pasien sama seperti individu
normal lainnya.
f) Memberikan pendidikan kesehatan
agar hal yang lebih buruk tidak terjadi pada kesehatan pasien ( Sindiariyani. 2011)
SIKLUS KEHIDUPAN
WANITA
Aspek biologis:
fisik, missal anak anak ke remaja,alat reproduksi nya mengalami perubahan
Aspek psikologis:
kejiwaan; psikis nya,adanya ketidakharmonisan dalam keluarga sehingga berdampak
pada anak
Aspek social
spiritual: kemasyarakatan, bergaul dengan teman sebaya
Penyebab kegagalan
tumbuh kembang:
Aspek biologis:
pengetahuan ibu mengenai tumbuh kembang anak kurang
Aspek psikologis: kurangya
peran orang tua dalam mendidik anak
Aspek social:
kurang pergaulan keluar
Aspek spiritual:
kurangya hubungan dengan sang pencipta
Faktor penyebab
kegagalan tumbbuh kembang:
1)
Tidak
adanya bimbingan untuk memahami
2)
Tidak
ada motivasi menuju kedewasaan
3)
Kesehatan
yang buruk
4)
Cacat
tubuh
5)
Tingkat
kecerdasan rendah
Berspektif Gender: gender
issue__KB pr biasa, KB laki- laki luar biasa__
KB sangat berhubungan dengan
kesehatan reproduksi karena untuk mencegah terjadinya penyakit penularan
seksual yang sudah bnyk merenggut jiwa manusia
Infeksi
Menular seksual
Bisa menular lewat seksual yaitu
melalui penis, dubur, vagina, oral
Dan bisa melalui non seksual:
transfusii darah, suntik, jalan lahir, kontak tubuh, kebersihan alat reproduksi
yang tidak terjaga baik
Macam-
macam PMS
1)
Penyakit Menular Seksual yang
Disebabkan oleh Bakteri
Setidaknya terdapat tiga penyakit
menular sosial yang akan akan dibahas pada artikel ini, yaitu sifilis, gonore,
dan chlamydia.
a.
Sifilis
Sifilis atau
raja singa adalah penyakit seksual yang disebabkan oleh infeksi bakteri Treponema
pallidum. Gejala
awal sifilis adalah munculnya lesi atau luka
pada alat kelamin atau pada mulut. Luka ini mungkin tidak terasa sakit, tapi
sangat mudah untuk menularkan infeksi. Luka atau lesi ini akan bertahan antara
1-2.5 bulan. Jika sifilis tidak ditangani, infeksi ini akan berlanjut ke tahap
yang berikutnya. Pada tahap berikutnya, ruam
akan berlanjut dan gejala yang mirip gejala flu
seperti demam,
nyeri pada persendian, dan sakit kepala
akan muncul. Kerontokan rambut hingga pitak juga bisa dialami penderita.
Jika
dibiarkan, sifilis bisa menyebabkan kelumpuhan, kebutaan, demensia, impotensi,
masalah pendengaran dan bahkan kematian. Untuk memastikan diagnosis sifilis,
tes darah biasa bisa dilakukan. Terkadang gejala yang muncul sulit dikenali
sebagai penyakit sifilis, maka segera lakukan tes darah jika mencurigai diri
berisiko terkena sifilis. Antibiotik seperti suntikan penisilin digunakan untuk
mengobati sifilis.
Jika sifilis diobati dengan benar, tahapan sifilis yang lebih parah bisa
dicegah. Hindari hubungan seksual sebelum memastikan infeksi sifilis
benar-benar hilang. Pastikan juga untuk memeriksakan kesehatan pasangan Anda
saat ini atau orang yang pernah berhubungan seksual dengan Anda jika Anda
terdiagnosis sifilis.
Sifilis atau raja singa adalah
infeksi yang disebabkan oleh bakteri yang bernama Treponema pallidum.
Sifilis adalah salah satu infeksi menular
seksual (IMS).
Penyebaran infeksi ini paling umum adalah melalui hubungan seksual dengan orang
yang terinfeksi. Selain melalui hubungan intim, bakteri penyebab sifilis juga
bisa menyebar melalui pajanan cairan tubuh penderitanya misalnya melalui darah.
Pada umumnya kontak langsung
terjadi melalui hubungan seksual. Hubungan seksual ini bisa berbentuk seks
vagina, anal, maupun oral. Selain itu, berbagi jarum juga bisa menularkan
infeksi penyakit ini, baik pada pengguna narkoba suntik maupun pada penyuka
seni merajah tubuh misalnya tato dan menindik telinga.
Gonore atau kencing nanah
Gonore
atau kencing nanah adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri
Neisseria gonorrhoeae. Beberapa penderita penyakit ini tidak menunjukkan
gejala apa pun sehingga bisa tidak diketahui sama sekali.
Gejala gonore pada pria:
- Pada ujung peniskeluar kotoran berwarna putih, kuning, atau hijau
- Rasa sakit atau sensasi terbakar saat buang air kecil
- Sering buang air kecil
- Rasa sakit di sekitar testikel
Gejala gonore pada wanita:
- Cairan vagina yang encer dan berwarna kuning atau hijau
- Sering buang air kecil
- Sensasi terbakar atau sakit saat buang air kecil
- Rasa sakit pada perut bagian bawah pada saat berhubungan seks atau setelahnya
- Pendarahan pada saat berhubungan seks atau setelahnya, atau pendarahan berlebihan ketika mengalami menstruasi
- Siklus menstruasi yang terganggu
- Gatal di sekitar kelamin
- Demam
- Kelelahan
Infeksi gonore juga bisa berdampak
pada bagian rektum, tenggorokan, atau mata. Diagnosis untuk memastikan apakah
Anda terinfeksi gonore adalah dengan melakukan tes urin. Selain itu,
pengambilan sampel cairan dari bagian yang terinfeksi juga bisa dilakukan.
Sama seperti sifilis, infeksi gonore
atau kencing nanah bisa dengan mudah diobati dengan antibiotik. Sangat penting
untuk minum obat antibiotik sesuai dosis dan jangka waktu yang dianjurkan agar
infeksi benar-benar lenyap. Jika tidak ditangani dengan baik, gonore atau
kencing nanah bisa menyebabkan kemandulan.
Chlamydia (klamidia)
Chlamydia atau
klamidia adalah jenis penyakit seksual umum
yang disebabkan oleh bakteri Klamidia trachomatis. Beberapa orang tidak
merasakan gejala sama sekali, jadi penularan bisa terjadi tanpa disadari oleh
orang yang sudah terinfeksi.
Gejala klamidia pada wanita:
- Cairan vagina tidak normal dan mengeluarkan bau yang tidak biasa
- Sensasi terbakar atau sakit saat buang air kecil
- Menstruasi yang sakit
- Sakit saat melakukan hubungan seksual
- Rasa gatal atau sensasi terbakar di sekitar vagina
Gejala klamidia pada pria:
- Pada ujung penis keluar kotoran berwarna jernih atau putih
- Sakit pada saat buang air kecil
- Rasa gatal atau panas sekitar lubang penis
- Rasa sakit dan pembengkakan di sekitar testikel
Infeksi klamidia juga bisa menyerang
rektum, tenggorokan, atau mata. Untuk mendiagnosis klamidia bisa dengan cara
tes urin atau pengambilan sampel cairan dari alat kelamin.
Pengobatan infeksi ini adalah dengan
cara mengonsumsi antibiotik. Pastikan untuk menghabiskan obat yang sudah
diresepkan oleh dokter, meski kondisi terasa sudah membaik. Lakukan tes urin
atau sampel cairan alat kelamin sekali lagi setelah pengobatan selesai untuk
memastikan infeksi benar-benar telah sembuh.
Jika tidak dirawat pada wanita,
klamidia bisa menyebabkan kemandulan dan juga kelahiran prematur. Infeksi ini
juga bisa ditularkan saat melahirkan. Bayi bisa mengalami infeksi mata dan
bahkan kebutaan. Sedangkan pada pria, klamidia bisa menyebabkan peradangan pada
saluran kencing, infeksi pada kandung kemih dan epididymitis, serta infeksi pada
rektum.
Penyakit
Menular Seksual yang Disebabkan oleh Virus
Herpes genital, kutil kelamin, dan
HIV adalah contoh-contoh penyakit menular seksual yang disebabkan oleh
virus.
Herpes Genital
Herpes genital
adalah penyakit seksual yang disebabkan oleh virus herpes simpleks atau sering
disebut HSV. Gejala herpes genital akan muncul beberapa hari setelah terinfeksi
HSV. Luka melepuh berwarna kemerahan serta rasa sakit pada wilayah genital
menjadi gejala
herpes awal yang muncul. Mungkin akan terasa gatal atau sakit saat
membuang air kecil.
Virus ini dapat bersifat dorman atau
tidak aktif dan bersembunyi di dalam tubuh tanpa menyebabkan gejala. Tapi
ketika virus ini kembali aktif, luka akan muncul kembali. Tapi luka yang
terjadi biasanya lebih kecil dan tidak terlalu sakit karena tubuh telah
menghasilkan antibodi terhadap virus ini setelah pertama kali terinfeksi.
Antibodi yang sudah ada akan melawan kemunculan kembali virus ini.
Diagnosis herpes
genital bisa dilakukan dengan pengambilan
sampel cairan dari luka yang muncul atau dengan melakukan tes darah. Hingga
kini, belum ada obat yang bisa menyembuhkan herpes genital. Tapi gejala yang
terjadi bisa dikendalikan dengan obat-obatan antivirus.
Herpes genital adalah infeksi pada alat
kelamin yang bisa menulari pria dan wanita. Penyakit ini salah satu dari Infeksi Menular Seksual atau IMS
karena umumnya ditularkan melalui hubungan seksual (vagina, anal, dan oral).Infeksi yang terjadi disebabkan oleh virus herpes simpleks atau sering disebut sebagai HSV. Ketika aktif, virus ini akan berkembang dan bergerak di antara sel-sel saraf. HSV dapat menular dan masuk ke dalam tubuh melalui berbagai membran mukosa. Membran mukosa adalah jaringan lunak basah yang melapisi bagian terbuka tubuh. Membran mukosa berada di beberapa bagian tubuh dan bersinggungan langsung dengan kulit, yaitu pada dinding mulut, bagian dalam kelopak mata, di dalam telinga, dalam saluran urin, di dinding vagina dan anus.
Gejala herpes
genital yang pertama kali muncul adalah
luka melepuh yang kemerahan dan terasa sakit di sekitar daerah genital. Luka
ini bisa pecah dan menjadi luka terbuka.
Penyebab Herpes Genital
Penyebab herpes
genital adalah virus herpes simpleks.
Virus ini terbagi menjadi dua macam, Tipe 1 (HSV-1) dan Tipe 2 (HSV-2). Kedua
jenis virus ini sangat mudah menular dan penularannya terjadi dari kontak
langsung dari orang yang terinfeksi. Herpes terkadang tidak menimbulkan gejala
tertentu, tapi orang yang terinfeksi tetap bisa menularkan virus itu. Karena
gejalanya yang cukup ringan, sekitar 80 persen orang yang terinfeksi tidak
menyadari bahwa mereka telah menderita herpes.
Pengobatan Herpes Genital
Tidak ada obat yang bisa digunakan
untuk menyembuhkan infeksi HSV. Obat-obatan
antivirus yang digunakan hanya dapat
mengendalikan gejala yang muncul akibat infeksi virus ini.Obat-obatan
antiherpes yang paling sering digunakan adalah:
- Asiklovir
- Famsiklovir
- Valasiklovir
Terkadang virus herpes simpleks
(HSV) tidak menyebabkan gejala karena virus ini mampu ‘bersembunyi’ di dalam
tubuh atau bersifat laten. Virus bersembunyi dari sistem kekebalan tubuh di
dalam sel-sel saraf. Ketika kambuh, virus akan aktif kembali dan bergerak
menuju kulit melalui saraf hingga menyebabkan luka baru. Bagi yang baru pertama
kali terinfeksi herpes, mungkin tidak akan memperlihatkan adanya gejala-gejala
dan sebagai akibatnya mereka tidak tahu bahwa dirinya telah terinfeksi virus
ini. Gejala-gejala herpes genital bisa berupa:
- Luka yang terbuka dan terlihat merah tanpa sensasi rasa sakit, gatal, atau geli.
- Sensasi rasa sakit, gatal, atau geli di sekitar daerah genital atau daerah anal.
- Luka melepuh yang kemudian pecah dan terbuka di sekitar genital, rektum, paha, dan bokong.
- Merasakan sakit saat membuang air kecil.
- Sakit punggung bawah.
- Mengalami gejala-gejala flu seperti demam, kehilangan nafsu makan, dan kelelahan.
- Luka terbuka atau melepuh pada leher rahim.
- Adanya cairan yang keluar dari vagina.
Virus ini bisa menjadi laten atau
tidak aktif di dalam tubuh untuk beberapa waktu. Tapi virus dapat aktif lagi
dan menyebabkan gejala herpes kembali. Dengan kata lain, setelah gejala dari
infeksi pertama menghilang, bukan berarti virus juga menghilang dari tubuh
kita.
Sebenarnya ketika infeksi pertama
kali terjadi, tubuh kita akan menghasilkan antibodi untuk melawan infeksi.
Tubuh menjadi bisa mengenali virus dan kekuatan yang dibutuhkan untuk melawan
HSV dengan lebih efektif. Maka sebagai efeknya, infeksi-infeksi yang terjadi
tidak akan separah infeksi yang pertama. Frekuensi juga akan berkurang dan
gejalanya akan lebih cepat hilang.
Kutil Kelamin
Kutil kelamin
atau kutil genital adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh virus
yang dikenal sebagai human papillomavirus (HPV). Kutil
kelamin adalah kutil yang muncul di sekitar alat kelamin atau di area dubur.
Kutil ini mungkin tidak menimbulkan rasa sakit, tapi biasanya akan muncul rasa
gatal-gatal, memerah dan bahkan bisa berdarah.
Kutil akan muncul sekitar satu
hingga tiga bulan setelah terjadinya infeksi HPV. Tapi ada sebagian orang yang
sudah terinfeksi, tapi tidak pernah mengalami kemunculan kutil. Kutil dapat
muncul pada mulut atau tenggorokan orang yang melakukan seks oral. Jadi kutil
tidak hanya muncul di area genital atau dubur saja.
Penyebaran virus ini tidak hanya
melalui hubungan seksual. HPV bisa menyebar melalui kontak langsung dari kulit
ke kulit. Untuk memastikan diagnosis apakah terdapat kutil kelamin, dokter akan
melakukan pemeriksaan fisik pada bagian yang terinfeksi. Selain itu bisa
dilakukan tes khusus untuk mendiagnosis HPV.
Tidak ada pengobatan atau penanganan
yang bisa melenyapkan virus HPV dari tubuh sepenuhnya. Kutil yang muncul di
area kelamin atau dubur bisa ditangani dengan prosedur pembekuan, terapi laser,
atau memakai krim. Operasi juga bisa dilakukan untuk mengangkat kutil yang besar.
Orang yang terinfeksi virus HPV
lebih berisiko terkena kanker
serviks, kanker penis, dan juga kanker
rektum. Meski tidak semua jenis virus HPV berkaitan dengan kanker, disarankan
untuk melakukan pemeriksaan sel kanker melalui secara teratur jika terinfeksi
HPV.
HIV
HIV
atau human immunodeficiency virus adalah virus yang menyerang sistem
kekebalan tubuh. Virus ini dapat tertular melalui hubungan seks yang tidak
aman, berbagi alat suntik atau pun jarum, dari ibu kepada bayinya, maupun
melalui transfusi darah.
Sistem kekebalan tubuh akan melemah
dan tidak mampu melawan infeksi maupun penyakit akibat virus ini. Hingga kini,
belum ada obat untuk sepenuhnya melenyapkan HIV dari tubuh. Pengobatan HIV
umumnya dilakukan untuk memperpanjang usia dan meredakan gejala yang muncul
akibat HIV.
HIV tidak memiliki gejala yang
jelas. Gejala awal yang terjadi adalah gejala flu ringan disertai demam, sakit tenggorokan,
maupun ruam. Seiring virus HIV menyerang sistem kekebalan tubuh, tubuh
penderita akan makin rentan terhadap berbagai infeksi.
Jika merasa berisiko terinfeksi
virus HIV, satu-satunya cara untuk mengetahui diagnosisnya adalah dengan
melakukan tes
HIV beserta konselingnya. Tes HIV bisa dilakukan di klinik Voluntary
Counseling and Testing atau VCT (KTS= Konseling dan Tes HIV Sukarela).
Penyebab
Penyakit Menular Seksual yang Lainnya
Selain penyakit-penyakit di atas,
terdapat pula beberapa penyakit lain yang bisa menjadi penyebab penyakit
menular seksual, antara lain:
Kudis atau scabies
Kudis
adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabiei.
Tungau yang sulit terlihat oleh mata ini menggali dan hidup di dalam kulit.
Parasit ini bisa ditularkan melalui kontak tubuh secara langsung, melalui baju,
peralatan tidur, atau handuk yang terinfeksi.
Gejala utama dari kudis adalah
munculnya rasa gatal yang hebat terutama pada malam hari. Rasa gatal ini sering
kali muncul di bagian jari, pergelangan tangan, kaki, tubuh, atau bisa juga di
area kelamin. Terkadang kudis juga bisa mengakibatkan munculnya ruam.
Kondisi ini bisa ditangani dengan
memakai krim atau sampo khusus. Setelah pengobatan, terkadang rasa gatal masih
tetap ada selama beberapa lama.
Kutu pada rambut kemaluan
Kutu pada rambut kemaluan adalah
serangga parasit kecil yang hidup di antara rambut tubuh yang kasar, seperti
rambut kemaluan. Kutu ini bisa juga hidup dibulu ketiak, rambut tubuh,
jenggot,alis,dan bulu mata. Kutu ini hanya memangsa darah manusia. Kutu ini hanya
bisa merangkak dari rambut ke rambut, tidak bisa melompat dari satu orang ke
orang lainnya.
Gejala utama yang terjadi adalah
rasa gatal pada bagian yang terinfeksi dan terjadinya peradangan atau iritasi
akibat garukan penderita. Jika merasakan gejala ini, Anda bisa lihat secara
langsung apakah ada kutu pada rambut kemaluan atau pun rambut lain yang terasa
gatal. Kutu ini bisa diatasi dengan memakai krim atau sampo khusus. Anda tidak
perlu mencukur rambut pada kemaluan atau rambut tubuh yang terinfeksi.
Trikomoniasis
Trikomoniasis adalah
penyakit menular seksual yang disebabkan oleh parasit bersel satu bernama Trichomonas
vaginalis. Kondisi ini mudah sekali ditularkan melalui hubungan seksual. Kebanyakan
penderita pria tidak menyadari infeksi ini karena tidak mengalami gejala apa
pun sampai ketika pasangan wanitanya terinfeksi dan mengalami gejala.
Gejala yang terjadi pada pria:
- Iritasi di dalam penis
- Sensasi rasa terbakar sesaat setelah buang air kecil atau ejakulasi
- Cairan penis berwarna keputihan
- Inflamasi pada kulup
Gejala yang terjadi pada wanita
adalah:
- Kotoran vagina encer atau berbuih warna kuning dengan bau tidak sedap
- Rasa sakit dan gatal-gatal di sekitar vagina
- Tidak nyaman saat melakukan hubungan seksual
- Sakit saat buang air kecil
Untuk mendiagnosis trikomoniasis
bisa dilakukan dengan pemeriksaan fisik, tes urin, dan pengambilan sampel
cairan. Parasit ini lebih sulit dideteksi pada pria dibandingkan pada
wanita. Antibiotik bisa digunakan untuk mengobati trikomoniasis.
Trikomoniasis
adalah Penyakit Menular Seksual (PMS) yang menimbulkan rasa tidak nyaman berupa
gatal atau perih dan cairan berbau tidak sedap dari bagian intim. Penyakit ini
dapat menyerang pria atau pun wanita, namun wanita lebih rentan tertular. Pria
dapat terjangkit penyakit ini dan menularkannya kepada pasangan melalui
hubungan seks.
Trikomoniasis
disebabkan oleh parasit yang disebut Trichomonas vaginalis (TV). Tidak
semua penderitanya akan mengalami gejala. Sekitar setengah dari mereka yang
terinfeksi parasit ini tidak mengalami gejala apa pun.
Gejala-gejala
Trikomoniasis yang perlu Diwaspadai
Gejala trikomoniasis dapat
berkembang dalam sebulan setelah terkena infeksi. Pada wanita, trikomoniasis
berdampak pada vagina dan saluran pembuangan urine atau uretra. Sedangkan pada
pria, trikomoniasis menyerang uretra, area penis seperti kulup dan kelenjar
prostat.
Gejala yang bisa dialami oleh
wanita, antara lain:
- Bagian perut bawah terasa sakit.
- Muncul rasa sakit atau tidak nyaman saat buang air kecil atau berhubungan intim.
- Cairan vagina yang diproduksi dalam jumlah lebih banyak bisa kental, encer, atau berbusa. Keputihan bisa berwarna kekuningan atau kehijauan dan berbau amis.
- Timbul rasa nyeri, bengkak dan gatal di area kewanitaan. Kadang gatal juga muncul di bagian paha dalam.
Sedangkan gejala yang bisa dialami
oleh pria meliputi:
- Frekuensi buang air kecil lebih sering dari biasanya, dan disertai rasa sakit.
- Muncul cairan putih dari penis.
- Muncul rasa sakit, bengkak, dan kemerahan di area ujung penis. Rasa sakit ini juga bisa muncul saat ejakulasi.
Penyebab
Trikomoniasis
Trikomoniasis disebabkan oleh
sejenis parasit berukuran kecil yang disebut Trichomonas vaginalis.
Parasit ini biasanya disebarkan melalui hubungan seks tanpa kondom atau saling
berbagai alat/mainan seks. Penyakit ini tidak bisa ditularkan melalui:
- Seks oral.
- Seks anal.
- Ciuman.
- Berbagi pemakaian alat makan, dudukan toilet, dan handuk.
Langkah
Diagnosis Melalui Tes Laboratorium
Agak sulit untuk mendiagnosis penyakit
ini karena sebagian penderitanya tidak menunjukkan gejala dan karena gejalanya
hampir sama dengan penyakit menular seksual lain. Namun untuk mendeteksinya,
dokter akan melakukan pemeriksaan di area genital, setelah itu langkah
selanjutnya adalah tes laboratorium. Pada tes laboratorium, dokter atau suster
akan mengambil sampel cairan dari area vagina atau penis. Sampel ini kemudian
akan dikirim ke laboratorium. Selain cairan pada organ intim, khusus untuk
penderita laki-laki, sampel urine juga bisa diperiksa untuk keberadaan
trikomoniasis.
Dibutuhkan waktu beberapa hari untuk
mendapatkan hasil tesnya. Jika dokter atau suster menduga adanya trikomoniasis,
Anda akan disarankan untuk menjalani serangkaian perawatan sambil menunggu
hasil tes. Alasannya adalah untuk mengurangi risiko infeksi yang lebih parah
sedini mungkin dan menghindari tersebarnya infeksi.
Hal penting lain untuk diperhatikan
adalah kesehatan pasangan Anda. Dorong dia untuk memeriksakan diri agar segera
menjalani pemeriksaan dan perawatan jika terbukti positif juga.
Penanganan
Trikomoniasis
Trikomoniasis bisa diatasi secara
efektif dengan antibiotik. Metronidazole adalah jenis antibiotik yang biasa
dipakai untuk mengatasi infeksi ini. Antibiotik ini diresepkan dalam dosis
tertentu untuk dikonsumsi selama 5-7 hari. Selain metronidazole, tinidazole
juga bisa digunakan untuk pengobatan. Minum obat ini setelah makan dan hindari
mengonsumsi minuman keras selama 24 jam setelah meminum metronidazole atau 72
jam setelah meminum tinidazole karena bisa menyebabkan mual parah dan
muntah-muntah.
Jika antibiotik telah dikonsumsi
sampai habis dan gejalanya masih terlihat, atau hasil laboratorium menyatakan
hasil negatif terhadap trikomoniasis, maka Anda membutuhkan tes lebih lanjut
untuk mengetahui apakah gejala ini disebabkan oleh penyakit infeksi menular
seksual yang lain.
Anda juga sebaiknya melakukan tes
ulang jika Anda muntah setelah minum antibiotik karena kemungkinan
antibiotik tidak diserap dan Anda akan memerlukan antibiotik lebih atau metode
perawatan lain.
Penting untuk menghabiskan semua
antibiotik yang diresepkan agar infeksi tidak kembali. Hindari hubungan intim
hingga infeksi teratasi secara sempurna
Langkah
Pencegahan Trikomoniasis
Untuk mengurangi risiko infeksi
trikomoniasis, Anda disarankan untuk melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
- Setia kepada pasangan Anda, jangan berganti-ganti.
- Gunakan kondom saat berhubungan intim agar terhindar dari penyakit menular seksual.
- Pastikan alat/mainan seks yang digunakan bersih dan terbungkus kondom. Hindari berbagi alat/mainan seks dengan orang lain.
- Jika Anda curiga telah terinfeksi, hentikan berhubungan seksual dan langsung hubungi dokter untuk menjalani pemeriksaan.
Pencegahan
IMS:
1)
Melakukan hubungan sex dengan 1
pasangan
2)
Vulva hygine
3)
Tidak berhubungan sex sebelum
menikah
4)
Gunakan kondom jika salah satu
diantara pasangan terkena IMS
5)
Hindari pemakaian narkoba
6)
Mencegah transfuse darah yang belum
di screening
7)
Berhati2 untuk menangani segala hal
yang tercemar
8)
Mencegah pemakaian alat- alat tajam yang
tidak steril
9)
Segera memeriksakan diri bila timbul
gejala2 IMS yang dicurigai
HIV
Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency Syndrome
(disingkat AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi (atau: sindrom) yang timbul karena
rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV;[1] atau infeksi
virus-virus lain yang mirip yang menyerang spesies lainnya (SIV, FIV, dan lain-lain).Virusnya sendiri bernama Human Immunodeficiency Virus (atau disingkat HIV) yaitu virus yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. Orang yang terkena virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah terkena tumor. Meskipun penanganan yang telah ada dapat memperlambat laju perkembangan virus, namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan.
Masa inkubasi ke HIV biasa nya terjadi 2- 6
bulan, 3 bulan 95% kasus
HIV(+)__3-10th;
HIV ke aids 1-2 tahun
- PROSES PENULARAN DAN PENYEBARAN HIV/AIDS
Syarat utama yang harus dipenuhi
dalam penularan HIV untuk bisa masuk kedalam tubuh melalui aliran darah bisa
berbentuk luka, pembuluh darah maupun lewat membrane mukosa (selaput lender).
Virus HIV bisa terdapat pada semua
cairan tubuh manusia, tetapi yang bisa menjadi media penularan hanya ada pada :
- Darah
- Cairan sperna (air mani)
- Cairan vagina
Dari tiga cairan tersebut HIV akan
menular kepada orang lain jika ada salah satu jenis cairan orang yang
terinfeksi HIV masuk kedalam aliran darah orang yang tidak terinfeksi HIV.
- A. Beberapa kegiatan yang dapat menularkan HIV yaitu :
- Hubungan seksual yang tidak aman (tidak menggunakan kondom ) dengan orang yang telah terinfeksi HIV
- Penggunaan jarum suntik, tindik, tattoo yang dapat menimbulkan luka dan tidak disterilkan, dipergunakan secara bersama-sama dan sebelumnya telah digunakan oleh orang yang terinfeksi HIV
- Melalui transfusi darah yang terinfeksi HIV
- Ibu hamil yang terinfeksi HIV pada anak yang dikandungnya pada saat :
- Antenatal yaitu saat bayi masih berada dalam rahim, melalui plasenta
- Intranatal yaitu saat prosses persalinan, bayi terpapar darah ibu atau cairan vagina
- Post-natal yaitu setelah proses persalinan melalui air susu ibu
- Kenyataanya 25-35% dari semua bayi yang dilahirkan oleh ibu yang sudah terinfeksi dinegara berkembang tertular HIV, dan 90% bayi dan anak yang tertular HIV tertular dari ibunya.
- B. HIV tidak menular melalui :
- Hubungan kontak sosial biasa dari satu orang ke orang lain dirumah, tempat kerja atau tempat umum lainnya.
- Makanan.
- Udara dan air (kolam renang, toilet, dll).
- Gigitan serangga/nyamuk.
- Batuk, bersin, dan meludah.
- Bersa, arnan, menyentu, berpelukan atau cuim pipi.
Orang yang sudah terinfeksi HIV
tidak dapat dibedakan dengan orang yang sehat di masnyarakat. Mereka masih
dapat melakukan aktivitas, badan terlihat sehat dan masih dapat bekerja dengan
baik.
C. Fenomena Gunung Es
1.
Khasus HIV/AIDS bagaikan gunung es
2.
Yang nampak hanyalah permukaan
belaka namun kasus yang sesungguhnya jauh lebih besar daripada kasus yang
nampak,maka terjadi apa yang disebut sebagi “Fenomena Gunung As”. Artinya
adalah data kasus mengenai jumlah angka individu yang terinfeksi HIV maupun
individu yang AIDS bukan jumlah yang sebenarnya. WHO memperkirakan setiap
satiap 1 kasus yang ada, maka disekitarnya terdapat 100-200 kasus lainnya yang
tidak terdeteksi.
3.
Terdapat banyak kasus HIV/AIDS yang
tidak dilaporkan mengigat pada fase awal AIDS selian tanpa gejala, juga tidak
dapat dideteksi. Selain itu kesadan masyarakat untuk melakukan tes HIV masih
rendah. Sehingga dimungkinkan masih banyak kasus yang tidak terdata, dan
menjadikan data yang ada adalah bukan angka yang sebenarnya.
D. Pencegahan Penularan Dan
Penanggulangan HIV :
1. Secara umum/ pencegahan primer
Lima cara pokok untuk mencegah
penularan HIV (A, B, C, D, E), yaitu :
- : Abstinence – memilih untuk tidak melakukan hubungan seks berisiko tinggi, terutama seks pranikah
- : Be faithful – saling setia dengan pasangannya
- : Condom – menggunakan kondom secara konsisten dan benar
- : Drugs – tolak pengguna NAPZA
- : Equipment – jangan pakai jarum suntik bersama
Pencegahan
khusus
·
Konseling & tes HIV bagi yg
berisiko
·
Hindari pemakaian peralatan tajam
·
Kewaspadaan universal bagi petugas
(APD,cuci tangan, disinfektan dg larutan klorin,penanganan limbah)
Untuk pengguna NAPZA
Pecandu yang IDU dapat terbebas dari
penularan HIV/AIDS jika :
- Mulai berhenti menggunakan NAPAZ, sebelum terinfeksi HIV
- Atau paling tidak, tidak memakai jarum suntik
- Atau paling tidak, sehabis dipakai, jarum suntik langsung dibuang
- Atau paling tidak kalau menggunakan jarum yang sama, sterilkan dulu, yaitu dengan merendam pemutih (dengan kadar campur yang benar) atau direbus dengan ketinggian suhu yang benar. Proses ini biasa disebut bleaching ( sterilisasi dengan pemutih)
Untuk Remaja
Karena semua orang tempa terkecuali
dapat tertular HIV apabila perilakunya sehari-hari termasuk dalam perilaku yang
berisiko tinggi terpapar HIV, maka yang perlu dilakukan remaja antara lain :
- Tidak melakukan hubungan seks sebelum menikah. Yang ditekankan disini yaitu hubungang seks tidak aman berisiko IMS, dan infeksi menular seksual (IMS) memperbesar risiko penularan HIV/AIDS
- Mencari informasi yang lengkap dan benar yang berkaitan dengan HIV/AIDS
- Mendiskusikan secra terbuka permasalahan yang sering dialami remaja. Dalam hal ini tentang masalah perilaku seksual dengan orang tua, guru, teman maupun orang yang memang paham mengenai hal ini
- Menghindari pengguna obat-obatan terlarang dan jarum suntik, tato dan tindik
- Tidak melakukan kontak langsung percampuran darah dengan orang yang sudah terpapar HIV
- Menghindari perilaku yang dapat mengarah pada perilaku yang tidak sehat dan tidak bertanggung jawab.
Penularan HIV sangat berisiko pada
persalinann
Perkembangan infeksi HIV, 4 fase:
1. Tahap
pertama (periode jendela)/ Infeksi utama (secoconversion)
a. HIV masuk ke dalam tubuh hingga terbentuk antibodi dalam darah.
b. Penderita HIV tampak dan merasa sehat.
c. Pada tahap ini, tes HIV belum bisa mendeteksi keberadaan virus.
d. Tahap ini berlangsung selama 2 minggu sampai 6 bulan.
2. Tahap kedua/ asymtomatic
a. Pada tahap ini HIV mulai berkembang di dalam tubuh.
b. Tes HIV sudah bisa mendeteksi keberadaan virus karena antibodi yang mulai terbentuk.
c. Penderita tampak sehat selama 5-10 tahun, bergantung pada daya tahan. Rata-rata penderita bertahan selama 8 tahun. Namun di negara berkembang, durasi tersebut lebih pendek.
3. Tahap ketiga/ symtomatic
a. Pada tahap ini penderita dipastikan positif HIV dengan sistem kekebalan tubuh yang semakin menurun.
b. Mulai muncul gejala infeksi oportunistis, misalnya pembengkakan kelenjar limfa atau diare terus-menerus.
c. Umumnya tahap ini berlangsung selama 1 bulan, bergantung pada daya tahan tubuh penderita.
4. AIDS
a. Pada tahap ini, penderita positif menderita AIDS.
b. Sistem kekebalan tubuh semakin turun.
c. Berbagai penyakit lain (infeksi oportunistis) menyebabkan kondisi penderita semakin parah.
a. HIV masuk ke dalam tubuh hingga terbentuk antibodi dalam darah.
b. Penderita HIV tampak dan merasa sehat.
c. Pada tahap ini, tes HIV belum bisa mendeteksi keberadaan virus.
d. Tahap ini berlangsung selama 2 minggu sampai 6 bulan.
2. Tahap kedua/ asymtomatic
a. Pada tahap ini HIV mulai berkembang di dalam tubuh.
b. Tes HIV sudah bisa mendeteksi keberadaan virus karena antibodi yang mulai terbentuk.
c. Penderita tampak sehat selama 5-10 tahun, bergantung pada daya tahan. Rata-rata penderita bertahan selama 8 tahun. Namun di negara berkembang, durasi tersebut lebih pendek.
3. Tahap ketiga/ symtomatic
a. Pada tahap ini penderita dipastikan positif HIV dengan sistem kekebalan tubuh yang semakin menurun.
b. Mulai muncul gejala infeksi oportunistis, misalnya pembengkakan kelenjar limfa atau diare terus-menerus.
c. Umumnya tahap ini berlangsung selama 1 bulan, bergantung pada daya tahan tubuh penderita.
4. AIDS
a. Pada tahap ini, penderita positif menderita AIDS.
b. Sistem kekebalan tubuh semakin turun.
c. Berbagai penyakit lain (infeksi oportunistis) menyebabkan kondisi penderita semakin parah.
Diagnosis
AIDS untuk orang dewasa (>12th) bila menunjukkan:
1)
Tes
HIV positif
2)
Dua
gejala mayor
3)
1
gejala minor
Gejala mayor: BB berkurang 10% dalam 1 bulan, diare kronis,
demam berkepanjangan > 1bln
Gejala minor: timbul di tubuh seperti pms, kuku bintik2
putih seperti jamur, batuk menetap, dermatitis, limfadenopati, infeksi jamur
berulang
Diagnosis aids pada anak <12th
·
Umur
>18 bulan:
·
Umur
< 18 bln:
Pada anak-anak, 3 tanda-tanda utama
AIDS adalah:
- Berat badan, atau pertumbuhan lambat.
- Diare berat selama 14 hari atau lebih.
·
Demam selama lebih dari satu bulan.
Pada anak-anak, 5 tanda minor AIDS adalah:
Pada anak-anak, 5 tanda minor AIDS adalah:
- Kulit gatal di seluruh tubuh.
- Pembengkakan kelenjar (di leher, ketiak, atau selangkangan).
- Candidiasis (bintik-bintik putih) di dalam mulut, lidah, atau tenggorokan.
- Infeksi pada telinga, tenggorokan, dan infeksi lainnya.
- Batuk yang tidak sembuh-sembuh.
Tanda
kecil lainnya adalah jika sang ibu telah dinyatakan positif HIV / AIDS atau
memiliki tanda-tanda AIDS. Bagi seorang anak untuk dapat didiagnosis dengan
AIDS, maka harus ada 2 besar dan 2 kecil tanda-tanda yang tercantum di atas.
Kespro Lansia
Usia
lanjut adalah:
§
Seseorang
disebut usia lanjut jika telah berumur
60 tahun keatas (aspek kesehatan)
§
49-59 tahun
disebut prasenile
§
Secara biologis
mengalami proses penuaan, penurunan daya tahan fisik, rentan terhadap berbagai
penyakit
§
Masalah
kesehatan reproduksi pada usia lanjut yaitu menopause dan andropause yang
berkaitan dengan penurunan fungsi hormon yang berakibat pada gangguan kesehatan
Penyebab
timbulnya masalah usia lanjut:
§ Umur harapan hidup bertambah panjang
§ Morbiditas meningkat
§ Usia lanjut beban ganda yaitu mengidap
penyakit infeksi dan kronis
§ Bertambahnya kerusakan yang terjadi
yang diakibatkan penyakit atau kecacatan menimbulkan ketergantungan usia lanjut
§ Faktor-faktor lain spt ; psikososial,
lingkungan, kondisi pemukiman dan pekerjaan, sosioekonomi
Masalah
yang terjadi:
§ Menopause terjadi penurunan atau
hilangnya estrogen sehingga akan menyebabkan gangguan dan keluhan yang mengganggu
aktivitas sehari-hari dan dapat menurunkan kualitas hidupnya
§ Andropause berkaitan dengan penurunan
fungsi hormon androgen dan testosteron
§ Gangguan kesehatan yang timbul masa
menopause yaitu nyeri tulang dan sendi, nyeri waktu senggama, dementia, insiden
keganasan (prostat, cervik, mamae), penyakit jantung koroner, impotensi
Kebijakan
kesehatan reproduksi usia lanjut:
§ Meningkatkan dan memperkuat peran
keluarga dan masyarakat dalam penyelenggaraan upaya KR usia lanjut dan menjalin
kemitraan dengan LSM, duania usaha secara berkesinambungan
§ Meningkatkan koordinasi dan integrasi
pusat maupun daerah yang mendukung KR usia lanjut
§ Membangun serta mengembangkan sistem
jaminan dan bantuan sosial agar usia lanjut dapat mengakses pelayanan KR
§ Meningkatkan dan memantapkan peran
kelembagaan dalam KR yang mendukung peningkatan kualitas hidup usia lanjut
Strategi
KR usia lanjut:
§ Melakukan advokasi, sosialisasi untuk
membangun kemitraan dalam upaya KR usia lanjut baik di pusat,provinsi dan
kab/kota
§ Memantapkan kemitraan dan jejaring
kerja untuk dapat meningkatkan upaya KR usia lanjut yang optimal
§ Mendorong dan menumbuhkembangkan
partisipasi dan peran serta keluarga dan masyarakat dalam pelayanan KR usia
lanjut dalam bentuk pendataan, mobilisasi sasasran dan pemanfatan pelayanan
§ Peningkatan profesionalisme dan kinerja
tenaga serta penerapan kendali mutu pelayanan melalui pendidikan /pelatihan
penegmbangan standar pelayanan
§ Membangun sistem pelayanan KR usia
lanjut melalui pelayanan kesehatan dasar dan rujukannya serta melakukan
pelayanan proaktif dengan mendekatkan pelayanan kepada sasaran
§ Melakukan survei/peneliian untuk
mengetahui permasalahan KR usia lanjut dan tindak lanjutnya untuk memantapkan
pelayanan KR usia lanjut
§ Klimakterium adalah masa peralihan
antara masa reproduksi ke masa senium
§ Masa klimakterium sebelum
menopause/pramenopause dan sesudah menopause/pasca menopause
§ Klimakterium lamanya 13 tahun
§ Menopause adalah haid terakhir atau saat terjadinya
haid terakhir. Penyebabnya karena penurunan fungsi indung telur sehingga
produksi hormon estrogen berkurang yang mengakibatkan terhentinya haid
§ Usia menopause wanita Indonesia
rata-rata 49 tahun
§ Semakin dini menarke terjadi makin
lambat menopause terjadi
§ Masa senium telah terjadi keseimbangan
hormonal baru. Pada masa ini tidak ada lagi gangguan vegetatif maupun
psikologis. Kemunduran alat-lat tubuh dan kemampuan fisik
Gejala
yang dialami saat menopause:
§ Gangguan psikis : depresi, kurang PD,
mudah tersinggung, sulit berkonsentrasi, menurun daya ingat, kehilangan gairah
seksual, murung, cemas, merasa tidak berharga, sulit mengambil keputusan
§ Gangguan vasomotor : keringat banyak,
kedinginan, sakit kepala, berdebar-debar, susah bernafas, rasa panas di dada
dan menjalar ke wajah/hot flush, gangguan mata, gangguan saluran kemih dan alat
kelamin, kelainan kulit, ratmbu, gigi dan keluhan sendi/tulang
§ Gangguan siklus menstruasi
Andropause
adalah:
§ Penurunan fungsi reproduksi akibat
penurunan hormon testosteron , androgen, hormon pertumbuhan, melatonin
§ Dampaknya : keluhan seksual, kekuatan
otot menurun
§ Osteoporosis
§ Kepikunan/demensia tipe alzheimer
Cara
melihat andropause:
§ Penurunan libido
§ Kekurangan tenaga/lemah
§ Penurunan kekuatan/ketahanan otot
§ Penurunan tinggi badan
§ Berkurangnya kenyamanan dan kesenangan
hidup
§ Sedih atau sering marah tanpa alasan
yang jelas
§ Berkurangnya kemampuan ereksi
§ Kemunduran kemampuan berolahraga
§ Tertidur setelah makan malam
§ Penurunan kemampaun bekerja
Upaya
yang dapat dilakukan:
§ Upaya pembinaan kesehatan
§ Upaya pelayanan kesehatan
§ Upaya perawatan
§ Upaya pelembagaan usia lanjut
Tingkatan sarana pelayanan usia
lanjut:
§ Pelayanan tingkat masyarakat : karang
wreda, kelompok usia lanjut, posyandu lansia
§ Pelayanan tingkat dasar : puskesmas,
balai pengobatan, praktek dokter
§ Pelayanan rujukan tk 1 dan 2 : RS memiliki
poliklinik geriatri
Safe motherhood
Safe Motherhood merupakan upaya untuk
menyelamatkan wanita agar kehamilan dan persalinannya sehat dan aman, serta
melahirkan bayi yang sehat. Tujuan upaya
Safe Motherhood adalah menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu hamil,
bersalin, nifas, dan menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi baru lahir.
Empat
pilar upaya Safe Motherhood
1.
Keluarga berencana. Konseling dan pelayanan keluarga
berencana harus tersedia untuk semua pasangan dan individu. Dengan demikian,
pelayanan keluarga berencana harus menyediakan informasi dan konseling yang
lengkap dan juga pilihan metode kontrasepsi yang memadai, termasuk kontrasepsi
darurat. Pelayanan ini harus merupakan bagian dari program komprehensif
pelayanan kesehatan reproduksi. Program keluarga berencana memiliki peranan
dalam menurunkan risiko kematian ibu melalui pencegahan kehamilan, penundaan
usia kehamilan, dan menjarangkan kehamilan.
2.
Asuhan antenatal. Dalam masa kehamilan:
a. Petugas kesehatan harus memberi pendidikan pada ibu hamil tentang cara menjaga diri agar tetap sehat dalam masa tersebut.
b. Membantu wanita hamil serta keluarganya untuk mempersiapkan kelahiran bayi.
c. Meningkatkan kesadaran mereka tentang kemungkinan adanya risiko tinggi atau terjadinya komplikasi dalam kehamilan/ persalinan dan cara mengenali komplikasi tersebut secara dini. Petugas kesehatan diharapkan mampu mengindentifikasi dan melakukan penanganan risiko tinggi/komplikasi secara dini serta meningkatkan status kesehatan wanita hamil.
a. Petugas kesehatan harus memberi pendidikan pada ibu hamil tentang cara menjaga diri agar tetap sehat dalam masa tersebut.
b. Membantu wanita hamil serta keluarganya untuk mempersiapkan kelahiran bayi.
c. Meningkatkan kesadaran mereka tentang kemungkinan adanya risiko tinggi atau terjadinya komplikasi dalam kehamilan/ persalinan dan cara mengenali komplikasi tersebut secara dini. Petugas kesehatan diharapkan mampu mengindentifikasi dan melakukan penanganan risiko tinggi/komplikasi secara dini serta meningkatkan status kesehatan wanita hamil.
3.
Persalinan bersih dan aman. Dalam persalinan:
a. Wanita harus ditolong oleh tenaga kesehatan profesional yang memahami cara menolong persalinan secara bersih dan aman.
b. Tenaga kesehatan juga harus mampu mengenali secara dini gejala dan tanda komplikasi persalinan serta mampu melakukan penatalaksanaan dasar terhadap gejala dan tanda tersebut.
c. Tenaga kesehatan harus siap untuk melakukan rujukan kom
plikasi persalinan yang tidak dapat diatasi ke tingkat pelayanan
yang lebih mampu.
a. Wanita harus ditolong oleh tenaga kesehatan profesional yang memahami cara menolong persalinan secara bersih dan aman.
b. Tenaga kesehatan juga harus mampu mengenali secara dini gejala dan tanda komplikasi persalinan serta mampu melakukan penatalaksanaan dasar terhadap gejala dan tanda tersebut.
c. Tenaga kesehatan harus siap untuk melakukan rujukan kom
plikasi persalinan yang tidak dapat diatasi ke tingkat pelayanan
yang lebih mampu.
4.
Pelayanan obstetri esensial. Pelayanan obstetri
esensial bagi ibu yang mengalami kehamilan risiko tinggi atau komplikasi
diupayakan agar berada dalam jangkauan setiap ibu hamil. Pelayanan obstetri
esensial meliputi kemampuan fasilitas pelayanan kesehatan ‘untuk melakukan
tindakan dalam mengatasi risiko tinggi dan komplikasi kehamilan/persalinan.
Secara
keseluruhan, keempat tonggak tersebut merupakan bagian dari pelayanan kesehatan
primer. Dua di antaranya, yaitu asuhan ante-natal dan persalinan bersih dan
aman, merupakan bagian dari pelayanan kebidanan dasar. Sebagai dasar/fondasi
yang dibutuhkan untuk menca-pai keberhasilan upaya ini adalah pemberdayaan
wanita.
Ada
dua alasan yang menyebabkan Safe Motherhood perlu mendapat perhatian. Pertama,
besarnya masalah kesehatan ibu dan bayi baru lahir serta dampak yang
diakibatkannya.
Determinan proksi/hasil
a.
Kejadian kehamilan.
b.
Komplikasi kehamilan dan persalinan (perdarahan, infeksi, eklamsia, partus
macet, ruptur uteri).
c.
Kematian, kecacatan.
Determinan antara/intermediat
a.
Status kesehatan (gizi, infeksi penyakit kronis, riwayat komplikasi).
b.
Status reproduksi (usia paritas, status perkawinan).
c.
Akses terhadap pelayanan kesehatan (lokasi pelayanan kesehatan, keluarga
berencana, Antenatalcare, pelayanan obstetri, jangkauan pelayanan, kualitas
pelayanan, akses informasi pelayanan kesehatan).
d.
Perilaku sehat (penggunaan alat kontrasepsi (KB), pemeriksaan ANC, dan pemolong
persalinan.
e.
Faktor – faktor yang tidak diketahui/diduga.
Determinan
kontekstual
a.
Status wanita dalam keluarga dan masyarakat (pendidikan, pekerjaan,
penghasilan, keberdayaan).
b.
Status keluarga dan masyarakat (penghasilan, kepemilikan, pendidikan, dan
pekerjaan anggota rumah tangga).
c.
Status masyarakat (kesejahteraan, sumber daya [dokter,klinik]).
MPS(making pregnancy safer)
MPS merupakan strategi sektorkesehatan, yang fokus
pada pendekatan perencanaan sistematis dan terpadu dalam melaksanakan
intervensi klinisdan pelayanan kesehatan. MPS dilaksanakan berdasarkan
upaya-upaya yang telah ada dengan penekanan pada pentingnya kemitraan antara
sektor pemerintah, lembaga pembangunan, sektor swasta,keluarga dan anggota
masyarakat.
tujuan global MPS adalah untuk
menurunkan kesakitan dan kematian ibu dan bayibaru lahir sebagai berikut:
- Menurunkan angka kematian ibu sebesar 75% pada tahun 2015 dari AKI tahun 1990
- Menurunkan angka kematian bayi menjadi kurang dari 35 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2015.
Berdasarkan lessons learned
dari program Safe Motherhood, maka pesan-pesan kunci MPS adalah:
- Setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih
- Setiap komplikasi obstetri dan neonatal mendapat pelayanan yang adekuat
- Setiap wanita subur mempunyai akses terhadap pencegahan kehamilan yang tidakdiinginkan dan penanganankomplikasi keguguran.
VISI, MISI, TUJUAN DAN TARGET
VISI
Dalam konteks “Rencana Pembangunan
Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010”. Visi MPS adalah semua perempuandi Indonesia
dapat menjalani kehamilan dan persalinan dengan aman dan bayi dilahirkan hidup
dan sehat.
MISI
Misi MPS adalah menurunkan
kesakitandankematian ibu danbayibaru lahir melalui pemantapan sistem kesehatan
untuk menjamin akses terhadap intervensi yang berdasarkan bukti ilmiah yang
berkualitas, memberdayakan wanita, keluarga danmasyarakat dan mempromosikan
kesehatan ibu dan bayi baru lahir yang lestari sebagai suatu prioritas dalam
programpembangunan nasional.
TUJUAN
Menurunkan kesakitan dan kematian ibu
danbayibaru lahir di Indonesia.
TARGET
Target yang ditetapkan untuk tahun
2010 adalah:
1. Target dampak kesehatan
- Menurunkan AKI menjadi 125/100.000 kelahiran hidup
- Menurunkan angka kematian neonatal menjadi 15/1000 kelahiran hidup
- MEnurunkananemia gizi besi pada ibu hamil menjadi 20%
- Menurunkan angka kehamilan yang tidakdiinginkan dari 17,1%menjadi 11%
2. Target Proses
- Meningkatkan cakupan pelayanan antenatal 1x (KI)menjadi 95% termasuk cakupan Fe 1, TT1
- Meningkatkan cakupan pelayanan antenatal 4 x (K4) menjadi 90% termasuk cakupan Fe3 dan TT2/TT ulang
- Meningkatkan cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan menjadi 85%
- Meningkatkan cakupan pelayanan komplikasi obstetri dan neonatal yang berkualitas termasuk pelayanan pasca keguguran, menjadi 80% dari jumlah kasus yang diperkirakan.
- Meningkatkan dan melaksanakan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar (PONED) di sekurang-kurangnya 4 Puskesmas dengan tempat tidur di Kabupaten/Kota.
- Meningkatkan dan melaksanakan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) selama 24 jam di tiap Rumah Sakit Kabupaten
- Meningkatkan cakupan pelayanan KB pasca persalinan dan pasca keguguran 100%
- Meningkatkan anggaran program untuk menunjang kesehatan ibu dan bayi baru lahir
- Memantapkan organisasi seluruh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
STRATEGI
Untuk dapat mencapai tujuan dan
target tersebut di atas telah diidentifikasi empat strategi utama yang
konsisten dengan “Rencana Indonesia Sehat 2010”. Empat strategi utama tersebut:
- Meningkatkan akses dan cakupan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir berkualitas yang cost-effective dan berdasarkan bukti-bukti, yang didukung dengan:
- Membangun kemitraan yang efektif melalui kerjasama lintas program, lintas sektor dan mitra lainnya untuk melakukan advokasi guna memaksimalkan sumberdaya yang tersedia serta meningkatkan koordinasi perencanaan dan kegiatan MPS.
- Mendorong pemberdayaan wanita dan keluarga melalui peningkatan pengetahuan untuk menjamin perilaku sehat dan pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir.
- Mendorong keterlibatan masyarakat dalam menjamin penyediaan dan pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir.