Jumat, November 27

konsep gender dan HAM dalam kespro, HIV/ AIDS, PMS



KOnsep Gender & HAM dalam Kespro
Kespro menurut WHO adalah suatu keadaan sehat mental fisik dan kesejahteraan social secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem dan fungsi serta proses dan bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit dan kecacatan serta dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan spiritual, material yang layak.
Gender merupakan Peran sosial dimana peran laki-laki dan perempuan ditentukan perbedaan fungsi,   perandan tanggung jawab laki-laki dan perempuan sebagai hasil konstruksi sosial yang dapat berubah atau diubah sesuai perubahan zaman peran dan kedudukan sesorang yang dikonstrusikan oleh masyarakat. dan budayanya karena sesorang lahir sebagai laki-laki atau perempuan. (WHO 1998) 
Gender adalah suatu konsep budaya yang berupaya untuk membuat perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam hal peran, perilaku, mentalitas dan karakteristik emosional.
Gender adalah peran dan kedudukan seseorang yang dikonstruksikan oleh budaya karena seseorang lahir sebagai perempuan atau lahir sebagai laki-laki. Contoh :Sudah menjadi pemahaman bahwa laki-laki itu akan menjadi kepala keluarga, pencari nafkah, menjadi orang yang menentukan bagi perempuan. Seseorang yang lahir sebagai perempuan, akan menjadi ibu rumah tangga, sebagai istri, sebagai orang yang dilindungi, orang yang lemah, irasional, dan emosional. dikenal ada tiga jenis peran gender sebagai berikut. :
1.      Peran produktif adalah peran yang dilakukan oleh seseorang, menyangkut pekerjaan yang menghasilkan barang dan jasa, baik untuk dikonsumsi maupun untuk diperdagangkan. Peran ini sering pula disebut dengan peran di sector publik.
2.      Peran reproduktif adalah peran yang dijalankan oleh seseorang untuk kegiatann yang berkaitan dengan pemeliharaan sumber daya manusia dan pekerjaan urusan rumah tangga, seperti mengasuh anak, memasak, mencuci pakaian dan alat-alat rumah tangga, menyetrika, membersihkan rumah, dan lain-lain. Peran reproduktif ini disebut juga peran di sektor domestik.
3.      Peran sosial adalah peran yang dilaksanakan oleh seseorang untuk berpartisipasi di dalam kegiatan sosial kemasyarakatan, seperti gotong-royong dalam menyelesaikan beragam pekerjaan yang menyangkut kepentingan bersama.
   Perbedaan peran dan tanggung jawab perempuan dan laki-laki yang ditentukan secara sosial . Gender berhubungan dengan persepsi dan pemikiran serta tindakan yang diharapkan sebagai perempuan dan laki-laki yang dibentuk masyarakat,bukan karena biolologis.



Definisi Seksualitas
1.      Seksualitas/jenis kelamin adalah karakteristik biologis-anatomis (khususnya system reproduksi dan hormonal) diikuti dengan karakteristik fisiologis tubuh yang menentukan seseorang adalah laki-laki atau perempuan (Depkes RI, 2002:2).
2.      Seksualitas/Jenis Kelamin (seks) adalah perbedaan fisik biologis yang mudah dilihat melalui cirri fisik primer dan secara sekunder yang ada pada kaum laki-laki dan perempuan(Badan Pemberdayaan Masyarakat, 2003)
3.      Seksualitas/Jenis Kelamin adalah pembagian jenis kelamin yang ditentukan secara biologis melekat pada jenis kelamin tertentu 9handayani, 2002 :4)
4.      Seks adalah karakteritik genetic/fisiologis atau biologis seseorang yang menunjukkan apakah dia seorang perempuan atau laki-laki (WHO, 1998)
Menurut Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perbedaan antara Gender dan Jenis Kelamin/seksualitas
Jenis Kelamin
Gender
Tidak dapat berubah, contohnya alat kelamin laki-laki dan perempuan
Dapat berubah, contohnya peran dalam kegiatan sehari-hari, seperti banyak perempuan menjadi juru masak jika dirumah, tetapi jika di restoran juru masak lebih banyak laki-laki.
Tidak dapat dipertukarkan, contohnya jakun pada laki-laki dan payudara pada perempuan
Dapat dipertukarkan
Berlaku sepanjang masa, contohnya status sebagai laki-laki atau perempuan
Tergantung budaya dan kebiasaan, contohnya di jawa pada jaman penjajahan belanda kaum perempuan tidak memperoleh hak pendidikan. Setelah Indo merdeka perempuan mempunyai kebebasan mengikuti pendidikan
Berlaku dimana saja, contohnya di rumah, dikantor dan dimanapun berada, seorang laki-laki/perempuan tetap laki-laki dan perempuan
Tergantung budaya setempat, contohnya pembatasan kesempatan di bidang pekerjaan terhadap perempuan dikarenakan budaya setempat antara lain diutamakan untuk menjadi perawat, guru TK, pengasuh anak
Merupakan kodrat Tuhan, contohnya laki-laki mempunyai cirri-ciri utama yang berbeda dengan cirri-ciri utama perempuan yaitu jakun.
Bukan merupakan budaya setempat, contohnya pengaturan jumlah a nak dalam satu keluarga
Ciptaan Tuhan, contohnya perempuan bisa haid, hamil, melahirkan dan menyusui sedang laki-laki tidak.
Buatan manusia, contohnya laki-laki dan perempuan berhak menjadi calon ketua RT, RW, dan kepala desa bahkan presiden.

diskriminasi gender adalah ketidakadilan gender yang merupakan akibat dari adanya system (struktur) social dimana salah satu jenis kelamin (laki-laki atau perempuan) menjadi korban. Hal ini terjadi karena adanya keyakinan dan pembenaran yang ditanamkan sepanjang peradaban manusia dalam berbagai bentuk dan cara yang menimpa kedua belah pihak, walaupun dalam kehidupan sehari-hari lebih banyak dialami oleh perempuan.
 Bentuk-Bentuk Ketidakadilan Gender
1. Marginalisasi (peminggiran).
  merupakan suatu proses peminggiran akibat perbedaan jenis kelamin yang mengakibatkan kemiskinan. Peminggiran banyak terjadi dalam bidang ekonomi. Misalnya banyak perempuan hanya mendapatkan pekerjaan yang tidak terlalu bagus, baik dari segi gaji, jaminan kerja ataupun status dari pekerjaan yang didapatkan. Hal ini terjadi karena sangat sedikit perempuan yang mendapatkan peluang pendidikan. Peminggiran dapat terjadi di rumah, tempat kerja, masyarakat, bahkan oleh negara yang bersumber keyakinan, tradisi/kebiasaan, kebijakan pemerintah, maupun asumsi-asumsi ilmu pengetahuan (teknologi). contoh : guru TK dan pembantu rumah tangga dinilai sebagai pekerjaan rendah sehingga berpengaruh terhadap gaji / upah yang diterima
2.      Subordinasi (penomorduaan),
anggapan bahwa perempuan lemah, tidak mampu memimpin, cengeng dan lain sebagainya, mengakibatkan perempuan jadi nomor dua setelah laki-laki.
 contoh : masih sedikit jumlah wanita yang bekerja pada peran dan posisi pengambilan keputusan kepenentu kebijakan dibandingkan dengan laki-laki
3.      Stereotip (citra buruk)
pandangan buruk terhadap perempuan. 
contoh : perempuan yang pulang larut malam adalah pelacur, jalang dan berbagai sebutan buruk lainnya.
4.      Violence (kekerasan),
serangan fisik dan psikis. Perempuan, pihak paling rentan mengalami kekerasan, dimana hal itu terkait dengan marginalisasi, subordinasi maupun stereotip diatas. 
Perkosaan, pelecehan seksual atau perampokan contoh kekerasan paling banyak dialami perempuan.
5.      Beban kerja berlebihan /beban ganda/ double burden
tugas dan tanggung jawab perempuan yang berat dan terus menerus. 
contoh : seorang perempuan selain melayani suami (seks), hamil, melahirkan, menyusui, juga harus menjaga rumah. Disamping itu, kadang ia juga ikut mencari nafkah (di rumah), dimana hal tersebut tidak berarti menghilangkan tugas dan tanggung jawab diatas.
Keterkaitan Antara Gender dengan Kesehatan Reproduksi
Pendekatan gender dalam kesehatan mengenali bahwa faktor sosial budaya, serta hubungan kekuasaan antar laki-laki dan perempuan, merupakan faktor penting yang berperan dalam mendukung atau mengancam kesehatan seseorang. Hal ini dinyatakan dengan jelas oleh WHO dalam koferensi perempuan sedunia ke IV diBejing pada tahun 1995.
1.      Jenis Kelamin, Gender, dan Kesehatan
Pola kesehatan dan penyakit pada laki-laki dan perempuan menunjukkan perbedaan yang nyata. Perempuan sebagai kelompok cenderung mempunyai angka harapan hidup yang lebih panjang dari pada laki-laki, yang secara umum dianggap sebagai faktor biologis. Namun dalam kehidupannya perempuan lebih banyak mengalami kesakitan dan tekanan dari pada laki-laki. Walaupun faktoryang melatar belakanginya berbeda-beda pada berbagai kelompok sosial, haltersebut menggambarkan bahwa dalam menjalani kehidupannya perempuan kurang sehat dibandingkan laki-laki.
 Isu Gender dalam Kesehatan Reproduksi
Isu gender adalah suatu kondisi yang menunjukkan kesenjangan laki-laki dan perempuan yaitu adanya kesenjangan antara kondisi yang dicita-citakan (normatif) dengan kondisi sebagaimana adanya (obyektif).
1. Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir (Safe Motherhood)
2. Keluarga Berencana
3. Kesehatan Reproduksi Remaja
4. Infeksi Menular Seksual
2.9   Penanganan Isu Gender dalam Kesehatan Reproduksi
Gender mempunyai pengaruh besar terhadap kesehatan laki-laki dan perempuan. Hal ini semakin dirasakan dalam ruang lingkup kesehatan reproduksi antara lain karena hal berikut :
1. Masalah kesehatan reproduksidapat terjadi sepanjang siklus hidup manusia missal masalah inses yang terjadi pada masa anak-anak dirumah, masalah pergaulan bebas , kehamilan remaja.
2. Perempuan lebih rentan dalam menghadapi resiko kesehatan reproduksi seperti kehamilan, melahirkan, aborsi tidak aman dan pemakaian alat kontrasepsi. Karena struktur alat reproduksi yang rentan secara social atau biologis terhadap penularan IMS termasuk STD/HIV/AIDS.
3. Masalah kesehatan reproduksi tidak terpisah dari hubungan laki-laki dan perempuan. Namun keterlibatan , motivasi serta partisipasi laki-laki dalam kespro dewasa ini sangat kurang.
4. Laki-laki juga mempunyai masalah kesehatan reproduksi, khusunya berkaitan dengan IMS. HIV, dan AIDS. Karena ini dalam menyusun strategi untuk memperbaiki kespro harus dipertimbangkan pula kebutuhan, kepedulian dan tanggung jawab laki-laki.
5. Perempuan rentan terhadap kekerasan dalam rumah tangga 9kekerasan domestic) atau perlakuan kasar yang pada dasarnya bersumber gender yamg tidak setara.
6. Kesehatan reproduksi lebih banyak dikaitkan dengan urusan perempuan seperti KB
Hak reproduksi adalah setiap orang baik laki2 maupun perempuan (tanpa memandang perbedaan kelas sosial, suku, umur, agama,dll) mempunyai hak yang sama untuk memutuskan secara bebas dan bertanggungjawab (diri, keluarga dan masyarakat)
Definisi  hak-hak reproduksi secara spesifik dapat dijabarkan sebagai berikut :
  1. Hak reproduksi mencakup hak-hak asasi manusia tertentu yang sudah diakui dalam hukum-hukum nasional, dokumen-dokumen hak asasi internasional.
  2. Hak-hak yang didasarkan pengakuan hak-hak asasi semua pasangan dan pribadi untuk menentukan secara bebas dan bertanggungjawab mengenai jumlah anak dan menentukan waktu kelahiran anak-anak mereka.
  3. Mempunyai informasi dan cara untuk memperoleh anak dan hak untuk mencapai standar tertinggi kesehatan seksual dan reproduksi.
  4. Hak semua orang untuk membuat keputusan mengenai reproduksi yang bebas diskriminasi, paksaan dan kekerasan.
  5. Memperhitungkan kebutuhan hidup dari anak-anak mereka yang sekarang dan pada masa mendatang serta tanggungjawab mereka terhadap masyarakat.
  6. Hak-hak ini harus didukung oleh kebijakan pemerintah dan masyarakat di bidang kesehatan reproduksi termasuk keluarga berencana.
Tujuan kesehatan dan hak reproduksi adalah sebagai berikut :
  1. Untuk memastikan informasi yang meyeluruh dan faktual serta beragam tentang pelayanan pemeliharaan kesehatan reproduksi tersedia, terjangkau, dan dapat diterima serta cocok untuk sesuai pemakai.
  2. Untuk memungkinkan dan mendukung keputusan sukarela dan bertanggung jawab dalam hal kehamilan dan metode keluarga berencana pilhan mereka dan metode lain pilihan mereka dalam hal pengaturan kesuburan yang tidak bertentangan dengan hukum serta mempunyai informasi, pendidikan dan cara memperolehnya.
  3. Untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan kesehatan reproduksi yang mengalami perubahan sepanjang siklus hidup dan melakukan hal itu dengan cara yang peka terhadap keanekaragaman keadaan masyarakat setempat. (Mariana Amiruddin, 2003)
  1. Hak-hak Kesehatan Reproduksi perempuan berdasarkan konvensi internasional, Peraturan Perundang-undangan dan kebijakan di indonesia.
Hak reproduksi sebagai bagian dari hak asasi manusia dijamin dalam beberapa perjanjian internasional seperti termuat dalam The convention on the elimination alls forms of discrimination againt woment (CEDAW), ICPD ke 4 di Kairo dan konferensi ke 4 tentang perempuan di Beijing 1995. Hak-hak tersebut meliputi:
  1. Hak untuk mendapatkan informasi dan pendidikan kesehatan reproduksi; hak tersebut terkait dengan masalah kesehatan reproduksi termasuk jaminan kesehatan dan kesejahteraan seseorang maupun keluarga.
  2. Hak mendapatkan pelayanan dan perlindungan kesehatan reproduksi; meliputi hak atas informasi keterjangkauan, pilihan, keamanan, kerahasiaan, harga diri, kenyamanan, kesinambungan pelayanan dan hak berpendapat.
  3. Hak atas kebebasan berpikir dan membuat keputusan tentang kesehatan reproduksi.
  4. Hak untuk memutuskan jumlah dan jarak kelahiran anak.
  5. Hak untuk hidup dan bebas dari resiko kematian karena kehamilan, atau masalah
  6. Hak mendapat kebebasan dan keamanan dalam pelayanan kesehatan reproduksi; setiap individu dipercaya untuk menikmati dan mengatur kesehatan reproduksinya.
  7. Hak untuk bebas dari segala bentuk penganiayaan dan perlakuan buruk yang menyangkut kesehatan reproduksi; termasuk hak anak-anak agar dilindungi dari eksploitasi dan penganiayaan seksual serta hak setiap orang untuk dilindungi dari perkosaan, kekerasan, penyiksaan, dan pelecehan seksual.
  8. Hak atas kerahasiaan pribadi dalam menjalankan reproduksinya; artinya pelayanan reproduksi dilakukan dengan menghormati kerahasiaan, dan bagi perempuan diberi hak untuk menentukan sendiri pilihan reproduksinya.
  9. Hak untuk membangun dan merencanakan keluarga;
  10. Hak dalam kebebasan berkumpul dan berpartisipasi dalam politik yang bernuansa kesehatan reproduksi, artinya setiap orang mempunyai hak untuk mendesak pemerintah agar menempatkan masalah hak dan kesehatan reproduksi sebagai prioritas dalam kebijakan politik negaranya.
  11. Hak untuk bebas dari segala bentuk diskriminasi dan kesehatan reproduksi;
  12. Hak mendapatkan manfaat dari hasil kemajuan ilmu pengetahuan, termasuk pengakuan hak bahwa setiap orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan reproduksi dengan tekhnologi mutakhir yang aman dan dapat diterima (Bambang, 2005)

Hak reproduksi dapat dijabarkan:
  1. Setiap orang berhak mendapatkan standar pelayanan kesehatan reproduksi yang terbaik.
  2. Setiap orang, perempuan atau laki-laki (sebagai pasangan atau sebagai individu) berhak memperoleh informasi selengkap-lengkapnya tentang seksualitas, reproduksi dan manfaat serta efek samping obat-obatan, alat dan tindakan medis yang digunakan untuk pelayanan dan atau mengatasi masalah kesehatan reproduksi.
  3. Setiap orang memiliki hak untuk memperoleh pelayanan KB yang aman, efektif, terjangkau, dapat diterima sesuai dengan pilihan tanpa paksaan dan melawan hukum.
  4. Setiap perempuan berhak memperoleh pelayanan kesehatan yang dibutuhkannya yang memungkinkan sehat dan selamat dalam menjalani kehamilan dan persalinan, serta memperoleh bayi yang sehat.
  5. Setiap anggota pasangan suami-istri berhak memiliki hubungan yang didasari penghargaan terhadap pasangan masing-masing dan dilakukan dalam situasi dan kondisi yang diinginkan bersama, tanpa unsur pemaksaan, ancaman dan kekerasan.
  6. Setiap remaja, laki-laki maupun perempuan berhak memperoleh informasi yang tepat dan benar tentang reproduksi, sehingga dapat berperilaku sehat dalam menjalani kehidupan seksual yang bertanggung jawab.
  7. Setiap perempuan dan laki-laki berhak mendapatkan informasi dengan mudah, lengkap dan akurat mengenai infeksi menular seksual, termasuk HIV/AIDS.
Konverensi Internasional keempat tentang perempuan di Beijing tahun 1995. Hasil  konverensi internasional keempat di Beijing adalah penegasan secara global mengenai peran sentral dari HAM untuk perjuangan  ke arah persamaan/kesetaraan gender. Platfform for Action dan 12 Areas of concer yang menjadi  kesepakatan  adalah:
·         Perempuan dan kemiskinan
·         Perempuan dan pendidikan serta pelatihan
·         Perempuan dan kesehatan
·         Kekerasan terhadap perempuan
·         Perempuan dalam konflik bersenjata
·         Ketimpangan ekonomi
·         Perempuan dan Politik dan Pengambilan Keputusan
·         HAM perempuan
·         Mekanisme institusional
·         Perempuan dalam Media
·         Perempuan dan lingkungan hidup
·         Hak anak perempuan (Surya Dharma, 2006: 29)


 
Promosi Kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Selain itu untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental, dan sosial, maka masyarakat harus mampu mengenal serta mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dan mampu mengubah atau mengatasi lingkungannya (lingkungan fisik, sosial budaya dan sebagainya). (Ottawa Charter,1986).
Promosi kesehatan adalah upaya meningkatkan kemampuan kesehatan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta mampu berperan secara aktif dalam masyarakat sesuai sosial budaya setempat yang didukung oleh kebijakan public yang berwawasan. (Depkes RI)
Promosi kesehatan adalah kombinasi berbagai dukungan menyangkut pendidikan, organisasi, kebijakan dan peraturan perundangan untuk perubahan lingkungan dan perilaku yang menguntungkan kesehatan (Green dan Ottoson,1998).
3.     Preventif
            Upaya preventif adalah sebuah usaha yang dilakukan individu dalam mencegah terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan. Prevensi secara etimologi berasal dari bahasa latin, pravenire yang artinya datang sebelum atau antisipasi atau mencegah untuk tidak terjadi sesuatu. Dalam pengertian yang sangat luas, prevensi diartikan sebagai upaya secara sengaja dilakukan untuk mencegah terjadinya gangguan, kerusakan, atau kerugian bagi seseorang atau masyarakat (Notosoedirjo dan Latipun, 2005 : 145 ).
a. Aspek promotif dengan sasaran kelompok orang sehat, dan
b. Aspek preventif (pencegahan) dan kuratif (penyembuhan) dengan sasaran kelompok orang yang memiliki resiko tinggi terhadap penyakit dan kelompok yang sakit.
Dengan ini maka ruang lingkup promosi kesehatan di kelompok menjadi dua yaitu :
a. Pendidikan kesehatan pada aspek promotif.
b. Pendidikan kesehatan pada aspek pencegahan dan penyembuhan.
Upaya Promotiv dan Preventif Menurut Leavel dan Clark
1.    Pengertian Upaya Promotif dan Preventif
Menurut Leavel dan Clark, upaya promotif dan preventif yang disebut juga upaya pencegahan adalah segala kegiatan yang dilakukan baik langsung maupun tidak langsung untuk mencegah suatu masalah kesehatan atau penyakit.
Pencegahan berhubungan dengan masalah kesehatan atau penyakit yang spesifik dan meliputi perilaku menghindar
(Romauli, dkk. 2009).
2.    Manfaat Upaya Promotif dan Preventif
Upaya promotif dan preventif menurut Leavel dan Clark, bermanfaat untuk :
a.    Menurunkan angka kesakitan
b.    Meningkatkan presentase kasus yang di deteksi dini
c.    Menurunkan kejadian komplikasi
d.   Meningkatkan kualitas hidup
(Romauli, dkk. 2009)
3.    Tingkat-Tingkat Upaya Promotif dan Preventif
Untuk mengatasi permasalahan kesehatan di keluarga dan masyarakat termasuk kesehatan reproduksi perlu memperhatikan prinsip pokok utama promotif dan preventif menurut Leavel dan Clark dalam bukunya “preventif medicine for the doctor in his community “membagi usaha pencegahan dalam setiap tingkatan, yakni:
a.    Masa Sebelum Sakit ( Prepatogenesis)
1)        Promosi Kesehatan ( Health Promotion)
Tingkat pencegahan yang pertama,yaitu promotion of healt oleh para ahli kesehatan masyarakat di Indonesia di terjemahkan menjadi peningkatan kesehatan,bukan promosi kesehatan, hal ini dikarenakan makna yang terkangdung dalam istilah promotion of healt disini adalah meningkatkan kesehatan seseorang,yaitu melalui asupan gizi seimbang,olahraga teratur,dan lain sebagainya agar orang tersebut tetap sehat,tidak terserang penyakit.
Namun demikian,bukan berarti bahwa peningkatan kesehatan tidak ada hubungannya dengan promosi kesehatan. Leavell dan Clark dalam penjelasannya tengtan promotion of health menyatakan bahwa selain melalui peningktan gizi dll,peningkatan kesehatan juga dapat di lakukan dengan memberikan pendidikan kesehatan (health education)kepada individu dan masyarakat.
Usaha ini merupakan pelayanan terhadap pemeliharaan kesehatan pada umumnya. Menurut Machfoedz Ircham dalam bukunya Pendidikan Kesehatan Bagian dari Promosi Kesehatan, usaha untuk memepertinggi nilai kesehatan diantaranya :
a)   Penyediaan makanan sehat cukup kwalitas maupun kwantitas
Karena adanya hubungan langsung antara gizi dan penyakit, maka untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan yang berhubungan dengan makanan maka masyarakat diharuskan dapat memperhatikan :
·      Asupan makanan yang dimakan
Makanan yang sehat adalah makanan yang mengandung zat gizi. Bahan makanan yang dikonsumsi harus mengandung bahan makanan pokok, bahan makanan lauk pauk, bahan makanan sayur, bahan makanan buah-buahan.
Setelah dikonsumsi, bahan makan akan menjadi zat makan yang berfungsi. Jika tidak cukup mendapatkan zat zat gizi maka fungsi fungsi akan menderita gangguan dan tambahan.
·      Pengawasan terhadap makanan yang dimakan
Makanan adalah sesuatu yang sangat berharga sekali, orang tidak boleh membiarkan makanan menjadi buruk keadaannya oelh karena itu makanan harus dijaga kebersihannya sejak pertama kali dibuat hingga saat akan dimakan. Makana yang bususk atau tercemar dapat meneybabkan timbulnya masalah kesehatan.
b)   Perbaikan Hyegiene dan Sanitasi Lingkungan, seperti penyediaan air rumah tangga yang baik dan perbaikan cara pembuangan sampah kotoran dan limbah
c)   Peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat antara lain pelayanan kesehatan reproduksi bagi remaja yang hamil diluar nikah, yang terkena penyakit infeksi akibat seks bebas dan pelayanan Keluarga Berencana
d)  Pendididkan kesehatan pada masyrakat diantaranya :
·      Konseling pranikah, saat hamil, persalinan dan menyusui
·      Konseling menegnai seksualitas, kesehatan reproduksi pada remaja, masa dewasa dan lansia
·      Sex education secara dini oleh orang tua, kelompok LSM, sekolah sekolah
Usaha kesehatan jiwa agar tercapai perkembangan kepribadian yang baik, upaya ini ditujukan kepada masyrakat yang masih berada dalam keadaan pre-phatogenesis yang dikenal dengan penyuluhan tentang kebersihan dan kesehatan jiwa (Suryati, dkk. 2009)
Peran bidan dalam promosi kesehatan ( health promotion ) :
a)   Memberikan penyuluhan kepada individu dan masyrakat tentang asupan makanan yang bergizi
b)   Melakukan penyuluhan dan usaha perbaikan sanitasi lingkungan dengan mengikutsertakan tokoh masyrakat dan masyarakat di dalam kegitan tersebut.
c)   Memberikan pelayanan kesehatan yang maksimal kepada individu, keluarga dan masyarakat. Pengertian dari pelayanan kesehatan maskimal menurut Supariyasa (2010) adalah pelaksanaan pelayanan kesehatan yang meliputi aspek promotif (pendidikan kesehatan), preventif (pencegahan), kuratif (pengobtan), dan rehabilitatif (perawatan) dengan berdasarkan pada UU no. 44 pasal 1 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
d)  Memberikan pendidikan kesehatan  kepada individu, keluarga, dan masyarakat
2)        Perlindungan Khusus ( Spesific protection)
Pada tingkat ini pendidikan kesehatan diperlukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, misalnya tentang:
a)   Program imunisasi sebagai bentuk pelayanan perlindungan khusus, pendidikan kesehatan sangat diperlukan terutama di negara – negara berkembang. Imunisasi sendiri adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan memasukan sesuatu kedalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang mewawabah atau berbahaya bagi seseorang. Imunisasi berasl dari kata imun yang berarti kebal atau resisten. Imunisasi terhadap penyakit hanya memberikan suatu kekebalan atau resistensi pada penyakit itu saja, sehingga agar terhindar dari penyakit lain di perlukan imunisasi lainnya.
Tujuan dari diberikanya suatu imunitas dari imunisasi adalah untuk mengurangi angak penderita dari suatu penyakit yang membahayakan kesehatan bahkan bisa menyebabkan kematian pada penderiatanya. Beberapa penyakit yang dihindari denagn imunisasi yaitu seperti hepatitis B, campak, polio, dipteri, tetanus, batuk rejan, gondongan, cacar air, tbc dan lain sebagainya.
b)   Penggunanan kondom untuk mencegah penyakit HIV/AIDS. Kondom adalah alat kontrasepsi yang di desain sedemikian rupa sehingga dapat menampung sperma saat ejakulasi oleh pria dan mencegah supaya tidak terjadi kontak denagn sel telur didlam kemaluan pasangannya. Kondom hanya berfungsi mencegah trjadinya kontak penyebaran virus secara langsung oleh penghalang dinding kondom itu. Namun adanya penghalangan terjadinya kontak cairan kelamin dari laki – laki dan perempuan inilah maka penularan virus ini juga dapat dicegah. Oleh karena itu penggunaan kondom saat berhubungan seks juga tetap dianjurkan untuk mencegah penularan penyakit menular seks seperti HIV/AIDS.
c)   Perlindungan kecelakaan baik di tempat umum maupun ditempat kerja. Berbagai kecelakaan bisa dialami dan diderita oleh para pekerja, misalnya kecelakaan karen alat kerja, gangguan kesehatan karena bahan baku, gangguan kesehatan suasana dan tempat kerja.
                     Kecelakaan atau gangguan-gangguan kesehatan yang dialami atau diderita oleh para pekerja umumnya disebabkan oleh alat-alat kerja yang tidak memenuhi syarat, bekerja tanpa alat pelindung, tempat kerja tidak memenuhi persyaratan kesehatan, suasana kerja yang tidak tenang dan pekerja yang tidak baik tentang keadaan kesehatannya atau karena pekerjaan tidak sesuai dengan pendidikan, minat dan bakat pekerja itu sendiri.
                     Untuk menghindari terjadinya kecelakaan dan gangguan-gangguan kesehatan itu maka setiap pekerja harus diteliti dulu tentang keadaan kesehatannya sebelum diterima menjadi pekerja, disamoing itu perlu adanya jaminan upah yang cukup sesuai dengan pendidikan dan sifat pekerjaannya.
                     Alat- alat kerja disesuaikan dengan ukuran dan kemampuan tubuh pekerja, para pekerja oerlu alat pelindung kerja. Syarat tempat kerjapun harus sesuai, misalnya luas ruangan, penerangan, ventilasi, kerapihan dan kebersihannya perlu memenuhi persyaratan kesehatan. Suasana kerja diciptakan sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan keresahan diantara para pekerja.
d)  Perlindungan terhadap korban penganiyaan, pelecehan seksual dan diskriminasi terhadap hak reproduksi wanita, tindakan kekerasan pada anak dan maupun wanita.
                     Upaya yang dilakukan agar tidak terjadi penganiyaan, pelecehan seksual, tindak kekerasan terhadap anak maupun wanita adalah dengan ditetapkannya Undang-Undang perlindungan anak, Undang-Undang perlindungan wanita dan Undang-Undang kekerasan pada wanita (Suryati, dkk. 2009)
            Peran bidan dalam usaha perlindungan khusus ( Spesific Protection) :
a)   Memberikan imunisasi kepada bayi dan balita serta memberikan penyuluhan kepada masyarakat mengenai pentingnya pemberian imunisasi.
b)   Memberikan penyuluhan penggunaan alat kontrasepsi serta kondom untuk perlindungan dari penyakit menular seksual.
b.    Masa Saat Sakit ( Patogenesis )
1.         Diagnosis Dini dan Pengobatan Segera ( Early diagnosis and prompt treatment)
Tujuan utama dari usaha ini adalah :
a)   Pengobatan yang setepat-tepatnya dari setiap jenis penyakit sehingga tercapai penyembuhan yang sempurna
b)   Pencegahan penularan kepada orang lain, bila penyakitnya menular
c)   Mencegah terjadinya kecacatan yang diakibatkan oleh suatu penyakit.
Beberapa usaha diantaranya :
a)   Case Finding
Yaitu menacri penderita dimasyarakat dengan jalan pemeriksaan, misalnya pemeriksan laboratorium, pemeriksaan pap smear, dan sebagainya serta memberikan pengobatan.
b)   Contact tracing
Mencari semua orang yang telah berhubungan dengan penderita penyakit menular dan penyakit infeksi untuk diawasi bila penyakitnya timbul dapat segera diberikan pengobatan, misalnya pada wanita yang menderita penyakit menular seksual seperti gonorhoe, sipilis, hepatitis B, HIV/AIDS dan sebagainya, pasangan diperiksa dan diberi pengobatan agar penyakitnya tersebut dapat sembuh.
c)   Pendidikan Kesehatan kepada masyarakat agar dapat menegnal gejala penyakit pada tingkat awal dan segera mencari pengobatan. Masyarakat perlu menegtahui dan menyadari bahaya penyakit kelamin untuk dirinya, keluarga dan keturunannya. Agar mereka menyadari penularan penyakit kelamin tersebut, maka mereka yang telah berbuat segera memeriksakan dirinya untuk segera untuk diobati.
Masyarakat perlu menyadari bahwa berhasil atau tidaknya usaha pengobatan tidak hanya tergantung pada baiknya obat serta keahlian tenaga kesehatan, melainkan juga tergantung pada kapan pengobatan itu diberikan. Pengobatan yang lamabat akan meneybabkan usaha peneymbuhan lebih sulit bahakan mungkin tidak dapat sembuh lagi misalnya pengobatan kanker yang terlambat (Suryati, dkk. 2009)
Peran bidan dalam usaha diagnosis dini dan pengobatan segera ( Early Diagnosis and Promotif Treatment) :
a)   Melaksanakan program pemeriksaan gratis di wilayah desa dengan mengikutsertakan tokoh masyrakat dan tenaga kesehatan lainnya.
b)   Memberikan penyuluhan  pentingnya dilakukan diagnosis dini
c)   Melaksanakan program pemeriksaan papsmear, IVA
d)  Memberikan pelatihan pada masyarakat khusunya wanita dalam melakukan pemeriksaan SADARI
e)   Segera melakukan rujukan atau kolaborasi apabila menemui penderita yang mengalami penyakit berbahaya atau komplikasi
2.         Disability Limitation (pembatasan kecacatan dan berusaha untuk menghilangkan gangguan kemampuan bekerja yang diakibatkan suatu masalah kesehatan dan penyakit)
Usaha ini merupakan lanjutan dari usaha Early diagnosis And Promotif Treatment yaitu dengan pengobatan dan perawatan yang sempuran agar penderita sembuh kembali dan tidak cacat ( tidak terjadi komplikasi). Bila sudah terjadi kecacatan maka dicegah agar kecacatan tersebut tidak bertambah berat dan fungsi dari alat tubuh yang cacat ini dipertahankan semaksimal mungkin.
Beberapa usaha diantaranya :
a)   Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan.
b)   Pengadaan dan peningkatan fasilitas kesehatan dengan melakukan pemeriksaan lanjut yang lebih akurat seperti pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang lainnya agar penderita dapat sembuh dengan baik dan sempurna tanpa ad komplikasi lanjut.
            Penyempurnaan pengobatan agar tidak terjadi komplikasi. Masyrakat diharapkan mendapatkan pengobatan yang tepat dan benar oleh tenaga kesehatan agar penyakit yang dideritanya tidak mengalami komplikasi. Selain itu untuk mencegah terjadinya komplikasi maka penedrita yang dalam tahap pemulihan, dianjurkan untuk berkunjung ke fasilitas kesehatan secara rutin agar penederita sembuh secar sempurna  (Suryati, dkk. 2009)
Peran bidan dalam usaha disability limitation :
a)   Memberikan pengobatan dan perawatan agar penderita sembuh dan tak terjadi komplikasi.
b)   Melakukan pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan.
c)   Melakukan perbaikan fasilitas kesehatan dengan mengikutsertakan masyrakat sebagai penunjang untuk dimungkinkan pengobatan dan perawatan yang lebih intensif.
3.         Rehabilitasi (Rehabilitation)
Rehabilitasi adalah usaha untuk mengembalikan bekas penderita ke dalam masyarakat sehingga dapat berfungsi lagi sebagai anggota masyarakat yang berguna untuk dirinya dan masyarakat.
Rehabilitasi ini terdiri atas:
a)   Rehabilitasi fisik
Yaitu agar bekas penderita memperoleh perbaikan fisik semaksimal - maksimalnya. Misalnya, seorang yang karena kecelakaan, patah kakinya, perlu mendapatkan rehabilitasi dari kaki yang patah ini yaitu dengan mempergunakan kaki buatan yang fungsinya sama dengan kaki yang sesungguhnya.
b)   Rehabilitasi mental
Yaitu agar bekas penderita dapat menyesuikan diri dalan hubungan perorangan dan social secara memuaskan. Seringkali dengna bersamaan dengan terjadinya cacat badaniah muncul pula kelainan-kelaianan atau gangguan mental. Untuk hal ini bekas penderita perlu mendapatkan bimbingan kejiwaan sebelum kembali ke dalam masyarakat.
c)   Rehabilitasi social vokasional
Yaitu agar bekas penderita menempati suatu pekerjaan/jabatan dalam masyarakat dengan kapasitas kerja yang semaksimal - maksimalny sesuai dengan kemampuan dan ketidakmampuannya.
d)  Rehabilitasi aesthetis
Usaha rehabilitasi aesthetis perlu dilakukan untuk mengembalikan rasa keindahan, walaupun kadang-kadang fungsi dari alat tubuhnya itu sendiri tidak dapat dikembalikan misalnya: penggunaan mata palsu.(Suyati, dkk. 2009).
Peran bidan dalam rehabilitasi:
a)   Menyadarkan masyarakat untuk menerima mereka kembali dengan memberikan dukungan moral setidaknya bagi yang bersangkutan untuk bertahan.
b)   Mengusahakan perkampungan rehabilitasi sosial sehingga setiap penderita yang telah cacat mampu mempertahankan diri.
c)   Penyuluhan dan usaha-usaha kelanjutan yang harus tetap dilakukan seseorang setelah ia sembuh dari suatu penyakit.
d)  Memberikan konseling pada penderita kecacatan agar tetap bersemangat dalam memulihkan kesehatan.
e)   Memberikan keyakinan dalam kesembuhan,serta menumbuhkan kepercayaan diri untuk bersosialisasi dengan masyarakat Memberi penyuluhan kepada masyarakat agar dapat menerima pasien sama seperti individu normal lainnya.
f)    Memberikan pendidikan kesehatan agar hal yang lebih buruk tidak terjadi pada kesehatan pasien  ( Sindiariyani. 2011)
SIKLUS KEHIDUPAN WANITA







Aspek biologis: fisik, missal anak anak ke remaja,alat reproduksi nya mengalami perubahan
Aspek psikologis: kejiwaan; psikis nya,adanya ketidakharmonisan dalam keluarga sehingga berdampak pada anak
Aspek social spiritual: kemasyarakatan, bergaul dengan teman sebaya
Penyebab kegagalan tumbuh kembang:
Aspek biologis: pengetahuan ibu mengenai tumbuh kembang anak kurang
Aspek psikologis: kurangya peran orang tua dalam mendidik anak
Aspek social: kurang pergaulan keluar
Aspek spiritual: kurangya hubungan dengan sang pencipta
Faktor penyebab kegagalan tumbbuh kembang:
1)      Tidak adanya bimbingan untuk memahami
2)      Tidak ada motivasi menuju kedewasaan
3)      Kesehatan yang buruk
4)      Cacat tubuh
5)      Tingkat kecerdasan rendah
Berspektif Gender: gender issue__KB pr biasa, KB laki- laki luar biasa__
KB sangat berhubungan dengan kesehatan reproduksi karena untuk mencegah terjadinya penyakit penularan seksual yang sudah bnyk merenggut jiwa manusia
Infeksi Menular seksual
Bisa menular lewat seksual yaitu melalui penis, dubur, vagina, oral
Dan bisa melalui non seksual: transfusii darah, suntik, jalan lahir, kontak tubuh, kebersihan alat reproduksi yang tidak terjaga baik
Macam- macam PMS
1)      Penyakit Menular Seksual  yang Disebabkan oleh Bakteri
Setidaknya terdapat tiga penyakit menular sosial yang akan akan dibahas pada artikel ini, yaitu sifilis, gonore, dan chlamydia.
a.       Sifilis
Sifilis atau raja singa adalah penyakit seksual yang disebabkan oleh infeksi bakteri Treponema pallidum. Gejala awal sifilis adalah munculnya lesi atau luka pada alat kelamin atau pada mulut. Luka ini mungkin tidak terasa sakit, tapi sangat mudah untuk menularkan infeksi. Luka atau lesi ini akan bertahan antara 1-2.5 bulan. Jika sifilis tidak ditangani, infeksi ini akan berlanjut ke tahap yang berikutnya. Pada tahap berikutnya, ruam akan berlanjut dan gejala yang mirip gejala flu seperti demam, nyeri pada persendian, dan sakit kepala akan muncul. Kerontokan rambut hingga pitak juga bisa dialami penderita.
Jika dibiarkan, sifilis bisa menyebabkan kelumpuhan, kebutaan, demensia, impotensi, masalah pendengaran dan bahkan kematian. Untuk memastikan diagnosis sifilis, tes darah biasa bisa dilakukan. Terkadang gejala yang muncul sulit dikenali sebagai penyakit sifilis, maka segera lakukan tes darah jika mencurigai diri berisiko terkena sifilis. Antibiotik seperti suntikan penisilin digunakan untuk mengobati sifilis. Jika sifilis diobati dengan benar, tahapan sifilis yang lebih parah bisa dicegah. Hindari hubungan seksual sebelum memastikan infeksi sifilis benar-benar hilang. Pastikan juga untuk memeriksakan kesehatan pasangan Anda saat ini atau orang yang pernah berhubungan seksual dengan Anda jika Anda terdiagnosis sifilis.
Sifilis atau raja singa adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri yang bernama Treponema pallidum. Sifilis adalah salah satu infeksi menular seksual (IMS). Penyebaran infeksi ini paling umum adalah melalui hubungan seksual dengan orang yang terinfeksi. Selain melalui hubungan intim, bakteri penyebab sifilis juga bisa menyebar melalui pajanan cairan tubuh penderitanya misalnya melalui darah.
Pada umumnya kontak langsung terjadi melalui hubungan seksual. Hubungan seksual ini bisa berbentuk seks vagina, anal, maupun oral. Selain itu, berbagi jarum juga bisa menularkan infeksi penyakit ini, baik pada pengguna narkoba suntik maupun pada penyuka seni merajah tubuh misalnya tato dan menindik telinga.
Gonore atau kencing nanah
Gonore atau kencing nanah adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae. Beberapa penderita penyakit ini tidak menunjukkan gejala apa pun sehingga bisa tidak diketahui sama sekali.
Gejala gonore pada pria:
  • Pada ujung peniskeluar kotoran berwarna putih, kuning, atau hijau
  • Rasa sakit atau sensasi terbakar saat buang air kecil
  • Sering buang air kecil
  • Rasa sakit di sekitar testikel
Gejala gonore pada wanita:
  • Cairan vagina yang encer dan berwarna kuning atau hijau
  • Sering buang air kecil
  • Sensasi terbakar atau sakit saat buang air kecil
  • Rasa sakit pada perut bagian bawah pada saat berhubungan seks atau setelahnya
  • Pendarahan pada saat berhubungan seks atau setelahnya, atau pendarahan berlebihan ketika mengalami menstruasi
  • Siklus menstruasi yang terganggu
  • Gatal di sekitar kelamin
  • Demam
  • Kelelahan
Infeksi gonore juga bisa berdampak pada bagian rektum, tenggorokan, atau mata. Diagnosis untuk memastikan apakah Anda terinfeksi gonore adalah dengan melakukan tes urin. Selain itu, pengambilan sampel cairan dari bagian yang terinfeksi juga bisa dilakukan.
Sama seperti sifilis, infeksi gonore atau kencing nanah bisa dengan mudah diobati dengan antibiotik. Sangat penting untuk minum obat antibiotik sesuai dosis dan jangka waktu yang dianjurkan agar infeksi benar-benar lenyap. Jika tidak ditangani dengan baik, gonore atau kencing nanah bisa menyebabkan kemandulan.
Chlamydia (klamidia)
Chlamydia atau klamidia adalah jenis penyakit seksual umum yang disebabkan oleh bakteri Klamidia trachomatis. Beberapa orang tidak merasakan gejala sama sekali, jadi penularan bisa terjadi tanpa disadari oleh orang yang sudah terinfeksi.
Gejala klamidia pada wanita:
  • Cairan vagina tidak normal dan mengeluarkan bau yang tidak biasa
  • Sensasi terbakar atau sakit saat buang air kecil
  • Menstruasi yang sakit
  • Sakit saat melakukan hubungan seksual
  • Rasa gatal atau sensasi terbakar di sekitar vagina
Gejala klamidia pada pria:
  • Pada ujung penis keluar kotoran berwarna jernih atau putih
  • Sakit pada saat buang air kecil
  • Rasa gatal atau panas sekitar lubang penis
  • Rasa sakit dan pembengkakan di sekitar testikel
Infeksi klamidia juga bisa menyerang rektum, tenggorokan, atau mata. Untuk mendiagnosis klamidia bisa dengan cara tes urin atau pengambilan sampel cairan dari alat kelamin.
Pengobatan infeksi ini adalah dengan cara mengonsumsi antibiotik. Pastikan untuk menghabiskan obat yang sudah diresepkan oleh dokter, meski kondisi terasa sudah membaik. Lakukan tes urin atau sampel cairan alat kelamin sekali lagi setelah pengobatan selesai untuk memastikan infeksi benar-benar telah sembuh.
Jika tidak dirawat pada wanita, klamidia bisa menyebabkan kemandulan dan juga kelahiran prematur. Infeksi ini juga bisa ditularkan saat melahirkan. Bayi bisa mengalami infeksi mata dan bahkan kebutaan. Sedangkan pada pria, klamidia bisa menyebabkan peradangan pada saluran kencing, infeksi pada kandung kemih dan epididymitis, serta infeksi pada rektum.
Penyakit Menular Seksual yang Disebabkan oleh Virus
Herpes genital, kutil kelamin, dan HIV adalah contoh-contoh penyakit menular seksual yang disebabkan oleh virus.
Herpes Genital
Herpes genital adalah penyakit seksual yang disebabkan oleh virus herpes simpleks atau sering disebut HSV. Gejala herpes genital akan muncul beberapa hari setelah terinfeksi HSV. Luka melepuh berwarna kemerahan serta rasa sakit pada wilayah genital menjadi gejala herpes awal yang muncul. Mungkin akan terasa gatal atau sakit saat membuang air kecil.
Virus ini dapat bersifat dorman atau tidak aktif dan bersembunyi di dalam tubuh tanpa menyebabkan gejala. Tapi ketika virus ini kembali aktif, luka akan muncul kembali. Tapi luka yang terjadi biasanya lebih kecil dan tidak terlalu sakit karena tubuh telah menghasilkan antibodi terhadap virus ini setelah pertama kali terinfeksi. Antibodi yang sudah ada akan melawan kemunculan kembali virus ini.
Diagnosis herpes genital bisa dilakukan dengan pengambilan sampel cairan dari luka yang muncul atau dengan melakukan tes darah. Hingga kini, belum ada obat yang bisa menyembuhkan herpes genital. Tapi gejala yang terjadi bisa dikendalikan dengan obat-obatan antivirus.
Herpes genital adalah infeksi pada alat kelamin yang bisa menulari pria dan wanita. Penyakit ini salah satu dari Infeksi Menular Seksual atau IMS karena umumnya ditularkan melalui hubungan seksual (vagina, anal, dan oral).
Infeksi yang terjadi disebabkan oleh virus herpes simpleks atau sering disebut sebagai HSV. Ketika aktif, virus ini akan berkembang dan bergerak di antara sel-sel saraf. HSV dapat menular dan masuk ke dalam tubuh melalui berbagai membran mukosa. Membran mukosa adalah jaringan lunak basah yang melapisi bagian terbuka tubuh. Membran mukosa berada di beberapa bagian tubuh dan bersinggungan langsung dengan kulit, yaitu pada dinding mulut, bagian dalam kelopak mata, di dalam telinga, dalam saluran urin, di dinding vagina dan anus.
Gejala herpes genital yang pertama kali muncul adalah luka melepuh yang kemerahan dan terasa sakit di sekitar daerah genital. Luka ini bisa pecah dan menjadi luka terbuka.
Penyebab Herpes Genital
Penyebab herpes genital adalah virus herpes simpleks. Virus ini terbagi menjadi dua macam, Tipe 1 (HSV-1) dan Tipe 2 (HSV-2). Kedua jenis virus ini sangat mudah menular dan penularannya terjadi dari kontak langsung dari orang yang terinfeksi. Herpes terkadang tidak menimbulkan gejala tertentu, tapi orang yang terinfeksi tetap bisa menularkan virus itu. Karena gejalanya yang cukup ringan, sekitar 80 persen orang yang terinfeksi tidak menyadari bahwa mereka telah menderita herpes.
Pengobatan Herpes Genital
Tidak ada obat yang bisa digunakan untuk menyembuhkan infeksi HSV. Obat-obatan antivirus yang digunakan hanya dapat mengendalikan gejala yang muncul akibat infeksi virus ini.Obat-obatan antiherpes yang paling sering digunakan adalah:
  • Asiklovir
  • Famsiklovir
  • Valasiklovir
Terkadang virus herpes simpleks (HSV) tidak menyebabkan gejala karena virus ini mampu ‘bersembunyi’ di dalam tubuh atau bersifat laten. Virus bersembunyi dari sistem kekebalan tubuh di dalam sel-sel saraf. Ketika kambuh, virus akan aktif kembali dan bergerak menuju kulit melalui saraf hingga menyebabkan luka baru. Bagi yang baru pertama kali terinfeksi herpes, mungkin tidak akan memperlihatkan adanya gejala-gejala dan sebagai akibatnya mereka tidak tahu bahwa dirinya telah terinfeksi virus ini. Gejala-gejala herpes genital bisa berupa:
  • Luka yang terbuka dan terlihat merah tanpa sensasi rasa sakit, gatal, atau geli.
  • Sensasi rasa sakit, gatal, atau geli di sekitar daerah genital atau daerah anal.
  • Luka melepuh yang kemudian pecah dan terbuka di sekitar genital, rektum, paha, dan bokong.
  • Merasakan sakit saat membuang air kecil.
  • Sakit punggung bawah.
  • Mengalami gejala-gejala flu seperti demam, kehilangan nafsu makan, dan kelelahan.
  • Luka terbuka atau melepuh pada leher rahim.
  • Adanya cairan yang keluar dari vagina.
Virus ini bisa menjadi laten atau tidak aktif di dalam tubuh untuk beberapa waktu. Tapi virus dapat aktif lagi dan menyebabkan gejala herpes kembali. Dengan kata lain, setelah gejala dari infeksi pertama menghilang, bukan berarti virus juga menghilang dari tubuh kita.
Sebenarnya ketika infeksi pertama kali terjadi, tubuh kita akan menghasilkan antibodi untuk melawan infeksi. Tubuh menjadi bisa mengenali virus dan kekuatan yang dibutuhkan untuk melawan HSV dengan lebih efektif. Maka sebagai efeknya, infeksi-infeksi yang terjadi tidak akan separah infeksi yang pertama. Frekuensi juga akan berkurang dan gejalanya akan lebih cepat hilang.
Kutil Kelamin
Kutil kelamin atau kutil genital adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh virus yang dikenal sebagai human papillomavirus (HPV). Kutil kelamin adalah kutil yang muncul di sekitar alat kelamin atau di area dubur. Kutil ini mungkin tidak menimbulkan rasa sakit, tapi biasanya akan muncul rasa gatal-gatal, memerah dan bahkan bisa berdarah.
Kutil akan muncul sekitar satu hingga tiga bulan setelah terjadinya infeksi HPV. Tapi ada sebagian orang yang sudah terinfeksi, tapi tidak pernah mengalami kemunculan kutil. Kutil dapat muncul pada mulut atau tenggorokan orang yang melakukan seks oral. Jadi kutil tidak hanya muncul di area genital atau dubur saja.
Penyebaran virus ini tidak hanya melalui hubungan seksual. HPV bisa menyebar melalui kontak langsung dari kulit ke kulit. Untuk memastikan diagnosis apakah terdapat kutil kelamin, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik pada bagian yang terinfeksi. Selain itu bisa dilakukan tes khusus untuk mendiagnosis HPV.
Tidak ada pengobatan atau penanganan yang bisa melenyapkan virus HPV dari tubuh sepenuhnya. Kutil yang muncul di area kelamin atau dubur bisa ditangani dengan prosedur pembekuan, terapi laser, atau memakai krim. Operasi juga bisa dilakukan untuk mengangkat kutil yang besar.
Orang yang terinfeksi virus HPV lebih berisiko terkena kanker serviks, kanker penis, dan juga kanker rektum. Meski tidak semua jenis virus HPV berkaitan dengan kanker, disarankan untuk melakukan pemeriksaan sel kanker melalui secara teratur jika terinfeksi HPV.
HIV
HIV atau human immunodeficiency virus adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Virus ini dapat tertular melalui hubungan seks yang tidak aman, berbagi alat suntik atau pun jarum, dari ibu kepada bayinya, maupun melalui transfusi darah.
Sistem kekebalan tubuh akan melemah dan tidak mampu melawan infeksi maupun penyakit akibat virus ini. Hingga kini, belum ada obat untuk sepenuhnya melenyapkan HIV dari tubuh. Pengobatan HIV umumnya dilakukan untuk memperpanjang usia dan meredakan gejala yang muncul akibat HIV.
HIV tidak memiliki gejala yang jelas. Gejala awal yang terjadi adalah gejala flu ringan disertai demam, sakit tenggorokan, maupun ruam. Seiring virus HIV menyerang sistem kekebalan tubuh, tubuh penderita akan makin rentan terhadap berbagai infeksi.
Jika merasa berisiko terinfeksi virus HIV, satu-satunya cara untuk mengetahui diagnosisnya adalah dengan melakukan tes HIV beserta konselingnya. Tes HIV bisa dilakukan di klinik Voluntary Counseling and Testing atau VCT (KTS= Konseling dan Tes HIV Sukarela).
Anda bisa mengetahui informasi selengkapnya mengenai penyakit HIV/AIDS di laman ini.
Penyebab Penyakit Menular Seksual yang Lainnya
Selain penyakit-penyakit di atas, terdapat pula beberapa penyakit lain yang bisa menjadi penyebab penyakit menular seksual, antara lain:
Kudis atau scabies
Kudis adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabiei. Tungau yang sulit terlihat oleh mata ini menggali dan hidup di dalam kulit. Parasit ini bisa ditularkan melalui kontak tubuh secara langsung, melalui baju, peralatan tidur, atau handuk yang terinfeksi.
Gejala utama dari kudis adalah munculnya rasa gatal yang hebat terutama pada malam hari. Rasa gatal ini sering kali muncul di bagian jari, pergelangan tangan, kaki, tubuh, atau bisa juga di area kelamin. Terkadang kudis juga bisa mengakibatkan munculnya ruam.
Kondisi ini bisa ditangani dengan memakai krim atau sampo khusus. Setelah pengobatan, terkadang rasa gatal masih tetap ada selama beberapa lama.
Kutu pada rambut kemaluan
Kutu pada rambut kemaluan adalah serangga parasit kecil yang hidup di antara rambut tubuh yang kasar, seperti rambut kemaluan. Kutu ini bisa juga hidup dibulu ketiak, rambut tubuh, jenggot,alis,dan bulu mata. Kutu ini hanya memangsa darah manusia. Kutu ini hanya bisa merangkak dari rambut ke rambut, tidak bisa melompat dari satu orang ke orang lainnya.
Gejala utama yang terjadi adalah rasa gatal pada bagian yang terinfeksi dan terjadinya peradangan atau iritasi akibat garukan penderita. Jika merasakan gejala ini, Anda bisa lihat secara langsung apakah ada kutu pada rambut kemaluan atau pun rambut lain yang terasa gatal. Kutu ini bisa diatasi dengan memakai krim atau sampo khusus. Anda tidak perlu mencukur rambut pada kemaluan atau rambut tubuh yang terinfeksi.
Trikomoniasis
Trikomoniasis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh parasit bersel satu bernama Trichomonas vaginalis. Kondisi ini mudah sekali ditularkan melalui hubungan seksual. Kebanyakan penderita pria tidak menyadari infeksi ini karena tidak mengalami gejala apa pun sampai ketika pasangan wanitanya terinfeksi dan mengalami gejala.
Gejala yang terjadi pada pria:
  • Iritasi di dalam penis
  • Sensasi rasa terbakar sesaat setelah buang air kecil atau ejakulasi
  • Cairan penis berwarna keputihan
  • Inflamasi pada kulup
Gejala yang terjadi pada wanita adalah:
  • Kotoran vagina encer atau berbuih warna kuning dengan bau tidak sedap
  • Rasa sakit dan gatal-gatal di sekitar vagina
  • Tidak nyaman saat melakukan hubungan seksual
  • Sakit saat buang air kecil
Untuk mendiagnosis trikomoniasis bisa dilakukan dengan pemeriksaan fisik, tes urin, dan pengambilan sampel cairan. Parasit ini lebih sulit dideteksi pada pria dibandingkan pada wanita. Antibiotik bisa digunakan untuk mengobati trikomoniasis.
Trikomoniasis adalah Penyakit Menular Seksual (PMS) yang menimbulkan rasa tidak nyaman berupa gatal atau perih dan cairan berbau tidak sedap dari bagian intim. Penyakit ini dapat menyerang pria atau pun wanita, namun wanita lebih rentan tertular. Pria dapat terjangkit penyakit ini dan menularkannya kepada pasangan melalui hubungan seks.
Trikomoniasis disebabkan oleh parasit yang disebut Trichomonas vaginalis (TV). Tidak semua penderitanya akan mengalami gejala. Sekitar setengah dari mereka yang terinfeksi parasit ini tidak mengalami gejala apa pun.
Gejala-gejala Trikomoniasis yang perlu Diwaspadai
Gejala trikomoniasis dapat berkembang dalam sebulan setelah terkena infeksi. Pada wanita, trikomoniasis berdampak pada vagina dan saluran pembuangan urine atau uretra. Sedangkan pada pria, trikomoniasis menyerang uretra, area penis seperti kulup dan kelenjar prostat.
Gejala yang bisa dialami oleh wanita, antara lain:
  • Bagian perut bawah terasa sakit.
  • Muncul rasa sakit atau tidak nyaman saat buang air kecil atau berhubungan intim.
  • Cairan vagina yang diproduksi dalam jumlah lebih banyak bisa kental, encer, atau berbusa. Keputihan bisa berwarna kekuningan atau kehijauan dan berbau amis.
  • Timbul rasa nyeri, bengkak dan gatal di area kewanitaan. Kadang gatal juga muncul di bagian paha dalam.
Sedangkan gejala yang bisa dialami oleh pria meliputi:
  • Frekuensi buang air kecil lebih sering dari biasanya, dan disertai rasa sakit.
  • Muncul cairan putih dari penis.
  • Muncul rasa sakit, bengkak, dan kemerahan di area ujung penis. Rasa sakit ini juga bisa muncul saat ejakulasi.
Penyebab Trikomoniasis
Trikomoniasis disebabkan oleh sejenis parasit berukuran kecil yang disebut Trichomonas vaginalis. Parasit ini biasanya disebarkan melalui hubungan seks tanpa kondom atau saling berbagai alat/mainan seks. Penyakit ini tidak bisa ditularkan melalui:
  • Seks oral.
  • Seks anal.
  • Ciuman.
  • Berbagi pemakaian alat makan, dudukan toilet, dan handuk.
Langkah Diagnosis Melalui Tes Laboratorium
Agak sulit untuk mendiagnosis penyakit ini karena sebagian penderitanya tidak menunjukkan gejala dan karena gejalanya hampir sama dengan penyakit menular seksual lain. Namun untuk mendeteksinya, dokter akan melakukan pemeriksaan di area genital, setelah itu langkah selanjutnya adalah tes laboratorium. Pada tes laboratorium, dokter atau suster akan mengambil sampel cairan dari area vagina atau penis. Sampel ini kemudian akan dikirim ke laboratorium. Selain cairan pada organ intim, khusus untuk penderita laki-laki, sampel urine juga bisa diperiksa untuk keberadaan trikomoniasis.
Dibutuhkan waktu beberapa hari untuk mendapatkan hasil tesnya. Jika dokter atau suster menduga adanya trikomoniasis, Anda akan disarankan untuk menjalani serangkaian perawatan sambil menunggu hasil tes. Alasannya adalah untuk mengurangi risiko infeksi yang lebih parah sedini mungkin dan menghindari tersebarnya infeksi.
Hal penting lain untuk diperhatikan adalah kesehatan pasangan Anda. Dorong dia untuk memeriksakan diri agar segera menjalani pemeriksaan dan perawatan jika terbukti positif juga.
Penanganan Trikomoniasis
Trikomoniasis bisa diatasi secara efektif dengan antibiotik. Metronidazole adalah jenis antibiotik yang biasa dipakai untuk mengatasi infeksi ini. Antibiotik ini diresepkan dalam dosis tertentu untuk dikonsumsi selama 5-7 hari. Selain metronidazole, tinidazole juga bisa digunakan untuk pengobatan. Minum obat ini setelah makan dan hindari mengonsumsi minuman keras selama 24 jam setelah meminum metronidazole atau 72 jam setelah meminum tinidazole karena bisa menyebabkan mual parah dan muntah-muntah.
Jika antibiotik telah dikonsumsi sampai habis dan gejalanya masih terlihat, atau hasil laboratorium menyatakan hasil negatif terhadap trikomoniasis, maka Anda membutuhkan tes lebih lanjut untuk mengetahui apakah gejala ini disebabkan oleh penyakit infeksi menular seksual yang lain.
Anda juga sebaiknya melakukan tes ulang jika Anda muntah setelah minum antibiotik  karena kemungkinan antibiotik tidak diserap dan Anda akan memerlukan antibiotik lebih atau metode perawatan lain.
Penting untuk menghabiskan semua antibiotik yang diresepkan agar infeksi tidak kembali. Hindari hubungan intim hingga infeksi teratasi secara sempurna
Langkah Pencegahan Trikomoniasis
Untuk mengurangi risiko infeksi trikomoniasis, Anda disarankan untuk melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
  • Setia kepada pasangan Anda, jangan berganti-ganti.
  • Gunakan kondom saat berhubungan intim agar terhindar dari penyakit menular seksual.
  • Pastikan alat/mainan seks yang digunakan bersih dan terbungkus kondom. Hindari berbagi alat/mainan seks dengan orang lain.
  • Jika Anda curiga telah terinfeksi, hentikan berhubungan seksual dan langsung hubungi dokter untuk menjalani pemeriksaan.
Pencegahan IMS:
1)      Melakukan hubungan sex dengan 1 pasangan
2)      Vulva hygine
3)      Tidak berhubungan sex sebelum menikah
4)      Gunakan kondom jika salah satu diantara pasangan terkena IMS
5)      Hindari pemakaian narkoba
6)      Mencegah transfuse darah yang belum di screening
7)      Berhati2 untuk menangani segala hal yang tercemar
8)      Mencegah pemakaian alat- alat tajam yang tidak steril
9)      Segera memeriksakan diri bila timbul gejala2 IMS yang dicurigai
HIV
Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency Syndrome (disingkat AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi (atau: sindrom) yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV;[1] atau infeksi virus-virus lain yang mirip yang menyerang spesies lainnya (SIV, FIV, dan lain-lain).
Virusnya sendiri bernama Human Immunodeficiency Virus (atau disingkat HIV) yaitu virus yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. Orang yang terkena virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah terkena tumor. Meskipun penanganan yang telah ada dapat memperlambat laju perkembangan virus, namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan.
Masa inkubasi ke HIV biasa nya terjadi 2- 6 bulan, 3 bulan 95% kasus
HIV(+)__3-10th; HIV ke aids 1-2 tahun
  1. PROSES PENULARAN DAN PENYEBARAN HIV/AIDS
Syarat utama yang harus dipenuhi dalam penularan HIV untuk bisa masuk kedalam tubuh melalui aliran darah bisa berbentuk luka, pembuluh darah maupun lewat membrane mukosa (selaput lender).
Virus HIV bisa terdapat pada semua cairan tubuh manusia, tetapi yang bisa menjadi media penularan hanya ada pada :
  1. Darah
  2. Cairan sperna (air mani)
  3. Cairan vagina
Dari tiga cairan tersebut HIV akan menular kepada orang lain jika ada salah satu jenis cairan orang yang terinfeksi HIV masuk kedalam aliran darah orang yang tidak terinfeksi HIV.
  1. A. Beberapa kegiatan yang dapat menularkan HIV yaitu :
    1. Hubungan seksual yang tidak aman (tidak menggunakan kondom ) dengan orang yang telah terinfeksi HIV
    2. Penggunaan jarum suntik, tindik, tattoo yang dapat menimbulkan luka dan tidak disterilkan, dipergunakan secara bersama-sama dan sebelumnya telah digunakan oleh orang yang terinfeksi HIV
    3. Melalui transfusi darah yang terinfeksi HIV
    4. Ibu hamil yang terinfeksi HIV pada anak yang dikandungnya pada saat :
      1. Antenatal yaitu saat bayi masih berada dalam rahim, melalui plasenta
      2. Intranatal yaitu saat prosses persalinan, bayi terpapar darah ibu atau cairan vagina
      3. Post-natal yaitu setelah proses persalinan melalui air susu ibu
      4. Kenyataanya 25-35% dari semua bayi yang dilahirkan oleh ibu yang sudah terinfeksi dinegara berkembang tertular HIV, dan 90% bayi dan anak yang tertular HIV tertular dari ibunya.
  2. B. HIV tidak menular melalui :
    1. Hubungan kontak sosial biasa dari satu orang ke orang lain dirumah, tempat kerja atau tempat umum lainnya.
    2. Makanan.
    3. Udara dan air (kolam renang, toilet, dll).
    4. Gigitan serangga/nyamuk.
    5. Batuk, bersin, dan meludah.
    6. Bersa, arnan, menyentu, berpelukan atau cuim pipi.
Orang yang sudah terinfeksi HIV tidak dapat dibedakan dengan orang yang sehat di masnyarakat. Mereka masih dapat melakukan aktivitas, badan terlihat sehat dan masih dapat bekerja dengan baik.
C. Fenomena Gunung Es
1.      Khasus HIV/AIDS bagaikan gunung es
2.      Yang nampak hanyalah permukaan belaka namun kasus yang sesungguhnya jauh lebih besar daripada kasus yang nampak,maka terjadi apa yang disebut sebagi “Fenomena Gunung As”. Artinya adalah data kasus mengenai jumlah angka individu yang terinfeksi HIV maupun individu yang AIDS bukan jumlah yang sebenarnya. WHO memperkirakan setiap satiap 1 kasus yang ada, maka disekitarnya terdapat 100-200 kasus lainnya yang tidak terdeteksi.
3.      Terdapat banyak kasus HIV/AIDS yang tidak dilaporkan mengigat pada fase awal AIDS selian tanpa gejala, juga tidak dapat dideteksi. Selain itu kesadan masyarakat untuk melakukan tes HIV masih rendah. Sehingga dimungkinkan masih banyak kasus yang tidak terdata, dan menjadikan data yang ada adalah bukan angka yang sebenarnya.
D. Pencegahan Penularan Dan Penanggulangan HIV :
1. Secara umum/ pencegahan primer
Lima cara pokok untuk mencegah penularan HIV (A, B, C, D, E), yaitu :
  1. : Abstinence    –  memilih untuk tidak melakukan hubungan seks berisiko tinggi,                                                                                                          terutama seks pranikah
  2. : Be faithful      – saling setia dengan pasangannya
  3. : Condom        – menggunakan kondom secara konsisten dan benar
  4. : Drugs                        – tolak pengguna NAPZA
  5. : Equipment    – jangan pakai jarum suntik bersama
Pencegahan khusus
·         Konseling & tes HIV bagi yg berisiko
·         Hindari pemakaian peralatan tajam
·         Kewaspadaan universal bagi petugas (APD,cuci tangan, disinfektan dg larutan klorin,penanganan limbah)
 Untuk pengguna NAPZA
Pecandu yang IDU dapat terbebas dari penularan HIV/AIDS jika :
  1. Mulai berhenti menggunakan NAPAZ, sebelum terinfeksi HIV
  2. Atau paling tidak, tidak memakai jarum suntik
  3. Atau paling tidak, sehabis dipakai, jarum suntik langsung dibuang
  4. Atau paling tidak kalau menggunakan jarum yang sama, sterilkan dulu, yaitu dengan merendam pemutih (dengan kadar campur yang benar) atau direbus dengan ketinggian suhu yang benar. Proses ini biasa disebut bleaching ( sterilisasi dengan pemutih)
Untuk Remaja
Karena semua orang tempa terkecuali dapat tertular HIV apabila perilakunya sehari-hari termasuk dalam perilaku yang berisiko tinggi terpapar HIV, maka yang perlu dilakukan remaja antara lain :
  1. Tidak melakukan hubungan seks sebelum menikah. Yang ditekankan disini yaitu hubungang seks tidak aman berisiko IMS, dan infeksi menular seksual (IMS) memperbesar risiko penularan HIV/AIDS
  2. Mencari informasi yang lengkap dan benar yang berkaitan dengan HIV/AIDS
  3. Mendiskusikan secra terbuka permasalahan yang sering dialami remaja. Dalam hal ini tentang masalah perilaku seksual dengan orang tua, guru, teman maupun orang yang memang paham mengenai hal ini
  4. Menghindari pengguna obat-obatan terlarang dan jarum suntik, tato dan tindik
  5. Tidak melakukan kontak langsung percampuran darah dengan orang yang sudah terpapar HIV
  6. Menghindari perilaku yang dapat mengarah pada perilaku yang tidak sehat dan tidak bertanggung jawab.
Penularan HIV sangat berisiko pada persalinann
Perkembangan infeksi HIV, 4 fase:
1. Tahap pertama (periode jendela)/ Infeksi utama (secoconversion)

a. HIV masuk ke dalam tubuh hingga terbentuk antibodi dalam darah.

b. Penderita HIV tampak dan merasa sehat.

c. Pada tahap ini, tes HIV belum bisa mendeteksi keberadaan virus.

d. Tahap ini berlangsung selama 2 minggu sampai 6 bulan.

2. Tahap kedua/ asymtomatic

a. Pada tahap ini HIV mulai berkembang di dalam tubuh.

b. Tes HIV sudah bisa mendeteksi keberadaan virus karena antibodi yang mulai terbentuk.

c. Penderita tampak sehat selama 5-10 tahun, bergantung pada daya tahan. Rata-rata penderita bertahan selama 8 tahun. Namun di negara berkembang, durasi tersebut lebih pendek.

3. Tahap ketiga/ symtomatic

a. Pada tahap ini penderita dipastikan positif HIV dengan sistem kekebalan tubuh yang semakin menurun.

b. Mulai muncul gejala infeksi oportunistis, misalnya pembengkakan kelenjar limfa atau diare terus-menerus.

c. Umumnya tahap ini berlangsung selama 1 bulan, bergantung pada daya tahan tubuh penderita.

4. AIDS

a. Pada tahap ini, penderita positif menderita AIDS.

b. Sistem kekebalan tubuh semakin turun.

c. Berbagai penyakit lain (infeksi oportunistis) menyebabkan kondisi penderita semakin parah.
Diagnosis AIDS untuk orang dewasa (>12th) bila menunjukkan:
1)      Tes HIV positif
2)      Dua gejala mayor
3)      1 gejala minor
Gejala mayor: BB berkurang 10% dalam 1 bulan, diare kronis, demam berkepanjangan > 1bln
Gejala minor: timbul di tubuh seperti pms, kuku bintik2 putih seperti jamur, batuk menetap, dermatitis, limfadenopati, infeksi jamur berulang
Diagnosis aids pada anak <12th
·         Umur >18 bulan:
·         Umur < 18 bln:
Pada anak-anak, 3 tanda-tanda utama AIDS adalah:
  • Berat badan, atau pertumbuhan lambat.
  • Diare berat selama 14 hari atau lebih.
·                  Demam selama lebih dari satu bulan.
Pada anak-anak, 5 tanda minor AIDS adalah:
  • Kulit gatal di seluruh tubuh.
  • Pembengkakan kelenjar (di leher, ketiak, atau selangkangan).
  • Candidiasis (bintik-bintik putih) di dalam mulut, lidah, atau tenggorokan.
  • Infeksi pada telinga, tenggorokan, dan infeksi lainnya.
  • Batuk yang tidak sembuh-sembuh.
Tanda kecil lainnya adalah jika sang ibu telah dinyatakan positif HIV / AIDS atau memiliki tanda-tanda AIDS. Bagi seorang anak untuk dapat didiagnosis dengan AIDS, maka harus ada 2 besar dan 2 kecil tanda-tanda yang tercantum di atas.
Kespro Lansia
Usia lanjut adalah:
§  Seseorang disebut usia lanjut jika telah  berumur 60 tahun keatas (aspek kesehatan)
§  49-59 tahun disebut prasenile
§  Secara biologis mengalami proses penuaan, penurunan daya tahan fisik, rentan terhadap berbagai penyakit
§  Masalah kesehatan reproduksi pada usia lanjut yaitu menopause dan andropause yang berkaitan dengan penurunan fungsi hormon yang berakibat pada gangguan kesehatan
Penyebab timbulnya masalah usia lanjut:
§  Umur harapan hidup bertambah panjang
§  Morbiditas meningkat
§  Usia lanjut beban ganda yaitu mengidap penyakit infeksi dan kronis
§  Bertambahnya kerusakan yang terjadi yang diakibatkan penyakit atau kecacatan menimbulkan ketergantungan usia lanjut
§  Faktor-faktor lain spt ; psikososial, lingkungan, kondisi pemukiman dan pekerjaan, sosioekonomi
Masalah yang terjadi:
§  Menopause terjadi penurunan atau hilangnya estrogen sehingga akan menyebabkan gangguan dan keluhan yang mengganggu aktivitas sehari-hari dan dapat menurunkan kualitas hidupnya
§  Andropause berkaitan dengan penurunan fungsi hormon androgen dan testosteron
§  Gangguan kesehatan yang timbul masa menopause yaitu nyeri tulang dan sendi, nyeri waktu senggama, dementia, insiden keganasan (prostat, cervik, mamae), penyakit jantung koroner, impotensi

Kebijakan kesehatan reproduksi usia lanjut:
§  Meningkatkan dan memperkuat peran keluarga dan masyarakat dalam penyelenggaraan upaya KR usia lanjut dan menjalin kemitraan dengan LSM, duania usaha secara berkesinambungan
§  Meningkatkan koordinasi dan integrasi pusat maupun daerah yang mendukung KR usia lanjut
§  Membangun serta mengembangkan sistem jaminan dan bantuan sosial agar usia lanjut dapat mengakses pelayanan KR
§  Meningkatkan dan memantapkan peran kelembagaan dalam KR yang mendukung peningkatan kualitas hidup usia lanjut
Strategi KR usia lanjut:
§  Melakukan advokasi, sosialisasi untuk membangun kemitraan dalam upaya KR usia lanjut baik di pusat,provinsi dan kab/kota
§  Memantapkan kemitraan dan jejaring kerja untuk dapat meningkatkan upaya KR usia lanjut yang optimal
§  Mendorong dan menumbuhkembangkan partisipasi dan peran serta keluarga dan masyarakat dalam pelayanan KR usia lanjut dalam bentuk pendataan, mobilisasi sasasran dan pemanfatan pelayanan
§  Peningkatan profesionalisme dan kinerja tenaga serta penerapan kendali mutu pelayanan melalui pendidikan /pelatihan penegmbangan standar pelayanan
§  Membangun sistem pelayanan KR usia lanjut melalui pelayanan kesehatan dasar dan rujukannya serta melakukan pelayanan proaktif dengan mendekatkan pelayanan kepada sasaran
§  Melakukan survei/peneliian untuk mengetahui permasalahan KR usia lanjut dan tindak lanjutnya untuk memantapkan pelayanan KR usia lanjut
§  Klimakterium adalah masa peralihan antara masa reproduksi  ke masa senium
§  Masa klimakterium sebelum menopause/pramenopause dan sesudah menopause/pasca menopause
§  Klimakterium lamanya 13 tahun
§  Menopause  adalah haid terakhir atau saat terjadinya haid terakhir. Penyebabnya karena penurunan fungsi indung telur sehingga produksi hormon estrogen berkurang yang mengakibatkan terhentinya haid
§  Usia menopause wanita Indonesia rata-rata 49 tahun
§  Semakin dini menarke terjadi makin lambat menopause terjadi
§  Masa senium telah terjadi keseimbangan hormonal baru. Pada masa ini tidak ada lagi gangguan vegetatif maupun psikologis. Kemunduran alat-lat tubuh dan kemampuan fisik
Gejala yang dialami saat menopause:
§  Gangguan psikis : depresi, kurang PD, mudah tersinggung, sulit berkonsentrasi, menurun daya ingat, kehilangan gairah seksual, murung, cemas, merasa tidak berharga, sulit mengambil keputusan
§  Gangguan vasomotor : keringat banyak, kedinginan, sakit kepala, berdebar-debar, susah bernafas, rasa panas di dada dan menjalar ke wajah/hot flush, gangguan mata, gangguan saluran kemih dan alat kelamin, kelainan kulit, ratmbu, gigi dan keluhan sendi/tulang
§  Gangguan siklus menstruasi
Andropause adalah:
§  Penurunan fungsi reproduksi akibat penurunan hormon testosteron , androgen, hormon pertumbuhan, melatonin
§  Dampaknya : keluhan seksual, kekuatan otot menurun
§  Osteoporosis
§  Kepikunan/demensia tipe alzheimer
Cara melihat andropause:
§  Penurunan libido
§  Kekurangan tenaga/lemah
§  Penurunan kekuatan/ketahanan otot
§  Penurunan tinggi badan
§  Berkurangnya kenyamanan dan kesenangan hidup
§  Sedih atau sering marah tanpa alasan yang jelas
§  Berkurangnya kemampuan ereksi
§  Kemunduran kemampuan berolahraga
§  Tertidur setelah makan malam
§  Penurunan kemampaun bekerja
Upaya yang dapat dilakukan:
§  Upaya pembinaan kesehatan
§  Upaya pelayanan kesehatan
§  Upaya perawatan
§  Upaya pelembagaan usia lanjut
Tingkatan sarana pelayanan usia lanjut:
§  Pelayanan tingkat masyarakat : karang wreda, kelompok usia lanjut, posyandu lansia
§  Pelayanan tingkat dasar : puskesmas, balai pengobatan, praktek dokter
§  Pelayanan rujukan tk 1 dan 2 : RS memiliki poliklinik geriatri
Safe motherhood
Safe Motherhood merupakan upaya untuk menyelamatkan wanita agar kehamilan dan persalinannya sehat dan aman, serta melahirkan bayi yang sehat. Tujuan upaya Safe Motherhood adalah menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu hamil, bersalin, nifas, dan menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi baru lahir.
Empat pilar upaya Safe Motherhood
1. Keluarga berencana. Konseling dan pelayanan keluarga berencana harus tersedia untuk semua pasangan dan individu. Dengan demikian, pelayanan keluarga berencana harus menyediakan informasi dan konseling yang lengkap dan juga pilihan metode kontrasepsi yang memadai, termasuk kontrasepsi darurat. Pelayanan ini harus merupakan bagian dari program komprehensif pelayanan kesehatan reproduksi. Program keluarga berencana memiliki peranan dalam menurunkan risiko kematian ibu melalui pencegahan kehamilan, penundaan usia kehamilan, dan menjarangkan kehamilan.
2. Asuhan antenatal. Dalam masa kehamilan:
a. Petugas kesehatan harus memberi pendidikan pada ibu hamil tentang cara menjaga diri agar tetap sehat dalam masa tersebut.
b. Membantu wanita hamil serta keluarganya untuk mempersiapkan kelahiran bayi.
c. Meningkatkan kesadaran mereka tentang kemungkinan adanya risiko tinggi atau terjadinya komplikasi dalam kehamilan/ persalinan dan cara mengenali komplikasi tersebut secara dini. Petugas kesehatan diharapkan mampu mengindentifikasi dan melakukan penanganan risiko tinggi/komplikasi secara dini serta meningkatkan status kesehatan wanita hamil.
3. Persalinan bersih dan aman. Dalam persalinan:
a. Wanita harus ditolong oleh tenaga kesehatan profesional yang memahami cara menolong persalinan secara bersih dan aman.
b. Tenaga kesehatan juga harus mampu mengenali secara dini gejala dan tanda komplikasi persalinan serta mampu melakukan penatalaksanaan dasar terhadap gejala dan tanda tersebut.
c. Tenaga kesehatan harus siap untuk melakukan rujukan kom
plikasi persalinan yang tidak dapat diatasi ke tingkat pelayanan
yang lebih mampu.
4. Pelayanan obstetri esensial. Pelayanan obstetri esensial bagi ibu yang mengalami kehamilan risiko tinggi atau komplikasi diupayakan agar berada dalam jangkauan setiap ibu hamil. Pelayanan obstetri esensial meliputi kemampuan fasilitas pelayanan kesehatan ‘untuk melakukan tindakan dalam mengatasi risiko tinggi dan komplikasi kehamilan/persalinan.
Secara keseluruhan, keempat tonggak tersebut merupakan bagian dari pelayanan kesehatan primer. Dua di antaranya, yaitu asuhan ante-natal dan persalinan bersih dan aman, merupakan bagian dari pelayanan kebidanan dasar. Sebagai dasar/fondasi yang dibutuhkan untuk menca-pai keberhasilan upaya ini adalah pemberdayaan wanita.
Ada dua alasan yang menyebabkan Safe Motherhood perlu mendapat perhatian. Pertama, besarnya masalah kesehatan ibu dan bayi baru lahir serta dampak yang diakibatkannya.
   Determinan proksi/hasil
a.       Kejadian kehamilan.
b.      Komplikasi kehamilan dan persalinan (perdarahan, infeksi, eklamsia, partus macet, ruptur uteri).
c.       Kematian, kecacatan.
Determinan antara/intermediat
a.       Status kesehatan (gizi, infeksi penyakit kronis, riwayat komplikasi).
b.      Status reproduksi (usia paritas, status perkawinan).
c.       Akses terhadap pelayanan kesehatan (lokasi pelayanan kesehatan, keluarga berencana, Antenatalcare, pelayanan obstetri, jangkauan pelayanan, kualitas pelayanan, akses informasi pelayanan kesehatan).
d.      Perilaku sehat (penggunaan alat kontrasepsi (KB), pemeriksaan ANC, dan pemolong persalinan.
e.       Faktor – faktor yang tidak diketahui/diduga.
Determinan kontekstual
a.       Status wanita dalam keluarga dan masyarakat (pendidikan, pekerjaan, penghasilan, keberdayaan).
b.      Status keluarga dan masyarakat (penghasilan, kepemilikan, pendidikan, dan pekerjaan anggota rumah tangga).
c.       Status masyarakat (kesejahteraan, sumber daya [dokter,klinik]).
MPS(making pregnancy safer)
MPS merupakan strategi sektorkesehatan, yang fokus pada pendekatan perencanaan sistematis dan terpadu dalam melaksanakan intervensi klinisdan pelayanan kesehatan. MPS dilaksanakan berdasarkan upaya-upaya yang telah ada dengan penekanan pada pentingnya kemitraan antara sektor pemerintah, lembaga pembangunan, sektor swasta,keluarga dan anggota masyarakat.
tujuan global MPS adalah untuk menurunkan kesakitan dan kematian ibu dan bayibaru lahir sebagai berikut:
  • Menurunkan angka kematian ibu sebesar 75% pada tahun 2015 dari AKI tahun 1990
  • Menurunkan angka kematian bayi menjadi kurang dari 35 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2015.
Berdasarkan lessons learned dari program Safe Motherhood, maka pesan-pesan kunci MPS adalah:
  • Setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih
  • Setiap komplikasi obstetri dan neonatal mendapat pelayanan yang adekuat
  • Setiap wanita subur mempunyai akses terhadap pencegahan kehamilan yang tidakdiinginkan dan penanganankomplikasi keguguran.

VISI, MISI, TUJUAN DAN TARGET
VISI
Dalam konteks “Rencana Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010”. Visi MPS adalah semua perempuandi Indonesia dapat menjalani kehamilan dan persalinan dengan aman dan bayi dilahirkan hidup dan sehat.
MISI
Misi MPS adalah menurunkan kesakitandankematian ibu danbayibaru lahir melalui pemantapan sistem kesehatan untuk menjamin akses terhadap intervensi yang berdasarkan bukti ilmiah yang berkualitas, memberdayakan wanita, keluarga danmasyarakat dan mempromosikan kesehatan ibu dan bayi baru lahir yang lestari sebagai suatu prioritas dalam programpembangunan nasional.
TUJUAN
Menurunkan kesakitan dan kematian ibu danbayibaru lahir di Indonesia.
TARGET
Target yang ditetapkan untuk tahun 2010 adalah:
1. Target dampak kesehatan
  • Menurunkan AKI menjadi 125/100.000 kelahiran hidup
  • Menurunkan angka kematian neonatal menjadi 15/1000 kelahiran hidup
  • MEnurunkananemia gizi besi pada ibu hamil menjadi 20%
  • Menurunkan angka kehamilan yang tidakdiinginkan dari 17,1%menjadi 11%
2. Target Proses
  • Meningkatkan cakupan pelayanan antenatal 1x (KI)menjadi 95% termasuk cakupan Fe 1, TT1
  • Meningkatkan cakupan pelayanan antenatal 4 x (K4) menjadi 90% termasuk cakupan Fe3 dan TT2/TT ulang
  • Meningkatkan cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan menjadi 85%
  • Meningkatkan cakupan pelayanan komplikasi obstetri dan neonatal yang berkualitas termasuk pelayanan pasca keguguran, menjadi 80% dari jumlah kasus yang diperkirakan.
  • Meningkatkan dan melaksanakan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar (PONED) di sekurang-kurangnya 4 Puskesmas dengan tempat tidur di Kabupaten/Kota.
  • Meningkatkan dan melaksanakan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) selama 24 jam di tiap Rumah Sakit Kabupaten
  • Meningkatkan cakupan pelayanan KB pasca persalinan dan pasca keguguran 100%
  • Meningkatkan anggaran program untuk menunjang kesehatan ibu dan bayi baru lahir
  • Memantapkan organisasi seluruh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
STRATEGI
Untuk dapat mencapai tujuan dan target tersebut di atas telah diidentifikasi empat strategi utama yang konsisten dengan “Rencana Indonesia Sehat 2010”. Empat strategi utama tersebut:
  • Meningkatkan akses dan cakupan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir berkualitas yang cost-effective dan berdasarkan bukti-bukti, yang didukung dengan:
  • Membangun kemitraan yang efektif melalui kerjasama lintas program, lintas sektor dan mitra lainnya untuk melakukan advokasi guna memaksimalkan sumberdaya yang tersedia serta meningkatkan koordinasi perencanaan dan kegiatan MPS.
  • Mendorong pemberdayaan wanita dan keluarga melalui peningkatan pengetahuan untuk menjamin perilaku sehat dan pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir.
  • Mendorong keterlibatan masyarakat dalam menjamin penyediaan dan pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir.